Sukses

Telanjang di Batu Penis Thailand, Turis Picu Amarah Warga

Turis wanita telanjang di depan batu keramat berbentuk seperti penis setinggi 3,6 meter kini dalam perburuan polisi karena dianggap tak sopan.

Liputan6.com, Bangkok - Ulah turis perempuan yang telanjang dan menyentuh tubuhnya di depan batu keramat berbentuk seperti penis di Thailand bikin geger.

Ia memicu kemarahan di sebuah pulau liburan di Thailand, karena dianggap tak menghormati batu keramat berbentuk seperti penis setinggi 3,6 meter itu.

Dalam gambar yang beredar di dunia maya, seperti dikutip dari Daily Mail, Rabu (14/3/2018), wanita berambut pirang itu terlihat menanggalkan pakaian di samping Hin Ta - atau Grandfather Rock - di Pulau Koh Samui Thailand pada 12 Maret 2018.

Selain itu, wanita tersebut juga terfoto tengah menyentuh dirinya sendiri di balik batu yang dianggap memiliki jiwa leluhur.

Warga yang marah kini menuntut polisi menahan wanita yang tak dikenal tersebut. Mereka ingin agar ada permintaan maaf secara terbuka atas ketidaknyamanan yang telah diperbuat olehnya di pulau liburan Thailand.

"Batu karang itu sangat istimewa dan mewakili pulau kami. Melakukan hal tersebut terhadap batu itu adalah sebuah penghinaan," kata penjual makanan bernama Sutida Wongyai.

Seorang bos hotel, Suriya Promsri menambahkan: "Tak ada yang harus telanjang di depan umum di sini. Itu menyinggung perasaan."

"Polisi perlu menemukan dan mengadilinya. Ini akan jadi peringatan agar orang tak meremehkan pulau itu."

"Saya merasa sangat tak nyaman setelah melihat fotonya. Saya ingin polisi bertindak untuk menghindari hal ini terjadi lagi. Batu leluhur itu memiliki sejarah panjang dan orang-orang Samui bangga akan hal itu," tutur Niwin Suksan yang mengelola sebuah kios di dekat batu keramat tersebut.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Legenda

Batu Hin Ta, objek wisata di Thailand itu ditemukan di sebelah batu Hin Yai yang ukurannya lebih kecil. Batu pertama menyerupai genital pria dan yang kedua mirip kelamin wanita.

Penduduk setempat percaya bahwa konon sepasang suami-istri berlayar ke pulau tersebut untuk melamar seorang gadis untuk anak mereka. Namun, kapalnya terbalik akibat badai sehingga menyebabkan mereka kehilangan barang bawaan.

Khawatir malu karena tak memiliki uang sepeser pun, mereka kabarnya melompat ke laut dan terlahir kembali sebagai batu jantan dan betina di pulau itu.

Meskipun sudah ada tanda peringatan di pantai, bentuk batu karang yang menyerupai kelamin itu kerap dijadikan bahan bercandaan oleh sejumlah orang. Bahkan tak sedikit yang melanggar aturan dengan memanjat di atasnya atau berpose di sebelahnya.

Pada Agustus 2016, pihak berwenang setempat melancarkan perburuan gagal seorang turis yang memanjat batu itu dan berpose di atasnya. Sementara pada Februari didapati gambar model berfoto senonoh di depan simbol pulau tersebut.

Polisi kini tengah menyelidiki keberadaan turis telanjang tersebut.

"Ini tidak dapat diterima, dan petugas akan menyelidiki gambar-gambar itu lalu mencoba menemukan wanita tersebut," ujar salah satu juru bicara pihak kepolisian.