Sukses

Perfect Paul, Mesin Suara Stephen Hawking

Selain kejeniusannya, hal lain yang paling dikenal orang dari sosok Stephen Hawking adalah suara khasnya yang satu ini.

Liputan6.com, London - Sepeninggal mendiang Stephen Hawking, salah satu yang jadi perbincangan terkait dirinya adalah soal suara.

Selain kejeniusannya, hal lain yang paling dikenal orang dari sosok Stephen Hawking adalah suara khasnya yang mirip robot. Meski hanya berupa mesin, suara itu ternyata mempunyai nama 'Perfect Paul'.

Perfect Paul merupakan rekaman suara yang disematkan pada mesin DECTalk, mesin ucapan yang digunakan Hawking untuk berkomunikasi. Mesin itu mengubah teks menjadi suara.

Dilaporkan Wired yang dikutip Rabu (14/3/2018), sang desainer DECTalk Dennis Klat, membuat tiga rekaman suara. Selain Perfect Paul, terdapat dua suara lain, yaitu suara perempuan bernama Beautiful Betty, suara anak kecil bernama Kit the Kid.

Hawking benar-benar kehilangan kemampuan berbicaranya pada 1985. Pada sebuah perjalanan ke Organisasi Riset Nuklir Eropa (CERN) di Jenewa, Swiss, Hawking mengalami pneumonia.

Saat di rumah sakit, kondisinya kritis. Dia terpaksa harus dipasangi ventilator.

Stephen Hawking kemudian diterbangkan ke Addenbrooke's Hospital di Cambridge, Inggris. Doktermembantu pernapasan Hawking melalui tracheotomy, membuat lubang di leher dan menempatkan tabung di tenggorokannya. Akibatnya, Hawking secara permanen kehilangan kemampuan suaranya.

Hawking awalnya berkomunikasi menggunakan kartu ucapan, dan gerakan alis.

Kolega dan fisikawan Martin King kemudian menghubungi perusahaan pengembang aplikasi di California, Amerika Serikat bernama Words Plus.

Sang pemilik Word Plus, Walter Woltosz awalnya tak tahu mengenai proyek itu. Tetapi sehari setelah dihubungi Martin, Walter menyadari alat yang dia buat dipesan untuk 'orang penting'.

"Martin berkata kepadaku esok harinya dan mengonfirmasi itu. Aku berkata akan mendonasikan semua yang dibutuhkan."

Aplikasi Equalizer itu pun dipasang di komputer Apple II dan dihubungkan melalui synthesizer percakapan yang dibuat Speech Plus.

Dengan sistem baru ini, Hawking dapat `berbicara` dengan kecepatan 15 kata per menit.

Perkembangan teknologi untuk Hawking yang paling signifikan muncul pada 2008. Saat itu, kondisi jari tangan Hawking sudah mulai lemah, sehingga tak memungkinkan lagi mengklik.

Asisten pribadi Hawking kemudian mengganti alat itu dengan 'cheek switch'.

Dengan sensor pipi itu, Hawking dapat menulis surat elektronik, berselancar di dunia maya, menulis buku, dan berbicara dengan satu gerak otot.

Tapi, alat komunikasi Hawking itu mulai `melemah` pada 2011. Hawking kemudian menulis surat kepada pendiri Intel, Gordon Moore. Sosok itu dikenal Hawking di suatu konferensi pada 14 tahun silam.

"Penginput kataku sangat-sangat-sangat lambat hari ini. Dapatkah Intel memberikan bantuan?"

Saat ulang tahun Hawking ke-70 pada 2012 tim Intel membawa kejutan.

"Kami akan membawa beberapa teknologi komputasi untuk meningkatkan kemampuan berbicara Stephen," kata Justin Rattner, CTO Intel.

Hingga sebelum meninggal, sejumlah perubahan sistem digunakan Hawking. Versi terbaru, Stephen Hawking menggunakan user interface bernama ACAT. Sistem ini membantu Hawking menemukan obyek berbicara secara cepat.

Tetapi, teknologi itu juga kerap menciptakan kelucuan. Salah satu tim Intel bercerita, saat Hawking mengunyah makanan dia kerap menciptakan output kata-kata yang acak.

"Aku ingat, sekali waktu dia secara acak mengetik x x x x, yang dibaca synthesizer dengan bunyi 'sex sex sex sex'," kata Wood.

Reporter: Maulana Kautsar 

Sumber: Dream.co.id