Sukses

Hebat, Wanita Tunanetra Ini Pecahkan Rekor Maraton Selama 12 Jam

Kane adalah seorang atlet lari tunanetra asal Irlandia yang baru saja memecahkan rekor Guinness World Record.

Liputan6.com, Dublin - Meski terlahir tidak sempurna, Sinead Kane tidak mau kalah dari kenyataan. Gangguan penglihatan (tunanetra) yang ia alami sejak kecil bahkan dijadikan sebagai pemicu untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik.

Kane sendiri adalah seorang atlet lari tunanetra asal Irlandia yang baru saja memecahkan rekor Guinness World Record setelah berhasil berlari sejauh 130 kilometer di atas treadmill dalam rentan waktu 12 jam.

Sebelum berhasil memecahkan rekor ini, Kane juga pernah mencetak prestasi membanggakan. Ia pernah melakukan maraton di setiap benua selama tujuh hari.

Berkat pencapaiannya ini, ia menjadi wanita tunanetra pertama yang melakukan hal tersebut.

Dikutip dari laman UPI.com, Rabu (14/3/2018), pemecahan rekor ini dilakukan oleh Kane di Clayton Hotel Gym, Irlandia. Di atas treadmill, Kane menunjukkan kekuatan kakinya yang dapat marathon selama 12 jam.

Kane harus menerima kenyataan dan tak bisa melihat karena lahir tanpa iris mata. Daya penglihatannya pun terbilang kecil, hanya lima persen.

Lewat kemampuan dan prestasi ini membuat Kane ingin menentang prasangka bahwa orang cacat, khususnya tunanetra tak bisa berbuat apa-apa.

Prestasi ini jelas membuktikan bahwa ia berhasil mengalahkan rekor yang telah tercatat sebelumnya.

 

2 dari 2 halaman

Alat Canggih untuk Tunanetra

Bicara soal gangguan penglihatan, perusahaan otomotif raksasa Jepang, Toyota menciptakan alat yang bisa dipakai oleh penderita tunanetra untuk bergerak dengan lebih leluasa. Alat yang sedang dalam pengembangan tersebut bernama Project Blaid.

"Tapi ketika sudah resmi diluncurkan, perangkat tersebut akan mengisi kekosongan dari alat-alat pembantu tunanetra seperti tongkat jalan, anjing penuntun dan GPS, dengan memberikan pengguna informasi tambahan tentang wilayah di sekitar mereka," jelas perusahaan tersebut.

Alat ini bukan sebagai pengganti anjing penuntun atau bantuan tunanetra lainnya, tapi sebagai pembantu dari metode-metode yang sudah ada.

Pengguna memakai alat pada bahu, dan membantu bernavigasi dalam ruangan, seperti perkantoran, mal dengan mengarahkan mereka ke tempat-tempat tertentu seperti toilet, pintu-pintu, tangga dan eskalator.

Perangkat ini memiliki kamera yang mampu mendeteksi wilayah sekitar dan secara lisan memberi tahu kepada pengguna melalui pengeras suara.

Selain itu, pengguna juga bisa berinteraksi dengan alat dengan pengenal suara dan tombol kendali. Toyota bahkan berencana untuk mengembangkan alat tersebut dengan fungsi-fungsi seperti pemetaan terintegrasi, pengenalan obyek dan pengenalan wajah.

"Toyota lebih dari sekadar mobil-mobil dan truk-truk bermutu," ungkap Doug Moore, manajer rekanan robotika di Toyota.

"Kami percaya memiliki tanggung jawab dalam tantangan mobilitas, termasuk membantu orang-orang yang memiliki keterbatasan untuk melakukan sesuatu."

"Kami percaya proyek ini memiliki potensi untuk memperkaya kehidupan tunanetra," lanjutnya.

Ini merupakan proyek berkelanjutan, dan alat tersebut masih dalam pengembangan. Tapi kami belum bisa memberikan tanggal khusus untuk alat itu," ungkap juru bicara Toyota kepada Daily Mail.

"Produk ini masih dalam pengembangan, jadi masih terlalu dini untuk mengungkapkan harga, tapi komitmen kami adalah menjadikannya terjangkau untuk para pengguna."