Liputan6.com, Sydney - Petugas keamanan di Rumah Sakit Royal Prince Alfred (RPA) di Sydney melakukan unjuk rasa menentang pemakaian seragam baru, yang harganya mencapai 700 dolar Australia (sekitar Rp 7 juta).
Serikat Pekerja Bidang Kesehatan mengatakan, seragam itu 'terlalu mahal dan tidak dibutuhkan' dan juga tidak nyaman dipakai, mengganggu gerak, dan tidak cocok untuk suhu di Australia.
Baca Juga
Aturan pemakaian seragam baru tersebut mulai diberlakukan Rabu kemarin, demikian dikutip dari laman AustralianPlus Indonesia, Kamis (15/3/2018).
Advertisement
Para petugas keamanan yang menolak mengenakan seragam baru melakukan unjuk rasa di luar rumah sakit Royal Prince Alfred menentang keputusan Distrik Kesehatan Sydney tersebut.
Sekretaris Serikat Pekerja Kesehatan NSW Gerard Hayes mengatakan, para petugas keamanan di RPA melakukan unjuk rasa didasari akal sehat.
"Manajemen RPA tampaknya lebih tertarik untuk memberlakukan seragam bagi petugas keamanan seperti kepala sekolah, daripada memberikan peralatan sehingga mereka bisa melakukan tugas dengan baik." kata Hayes.
Rencana untuk mengenakan seragam baru tersebut sudah ditolak bulan Juni tahun lalu, setelah 19 petugas keamanan di RPA di Sydney secara aklamasi menolak usulan tersebut.
"Anggota kami menangani pasien dan pengunjung yang kadang melakukan tindakan kekerasan karena pengaruh narkoba atau alkohol. Mengenakan pakaian yang tidak cocok ketika mereka harus melakukan tugas adalan tindakan konyol," kata Hayes.
"Kami sedang menunggu keputusan dari pemerintah NSW untuk memastikan keamanan di rumah sakit setelah salah satu anggota kami ditembak di Rumah Sakit Nepean di awal tahun 2016."
"Tindakan konyol yang dilakukan RPA hanya menunjukkan bahwa manajer lebih tertarik mengenai penampilan, dan bukannya membuat rumah sakit jadi tempat yang aman."
Â
Pro Kontra
Sementara, Juru bicara Distrik Layanan Kesehatan Lokal Sydney membantah pendapat serikat pekerja bahwa seragam baru itu tidak aman.
Mereka mengatakan seragam sebelumnya dilihat oleh beberapa pasien sebagai hal yang 'mengintimidasi".
"Bagi beberapa pasien, ini malah memperburuk situasi dan bukannya menurunkan ketegangan."
"Seragam baru ini membuat petugas keamanan tampak lebih profesional, dan seperti memiliki otoritas dan sudah disambut baik oleh pasien dan pengunjung."
Juru bicara itu mengatakan 90 persen petugas keamanan di bawah wilayah kerja mereka mendukung, dan keputusan untuk menerapkan seragam baru itu sudah dilakukan setelah berkonsultasi dengan staf dan pasien sejak Agustus 2016.
"Staf yang mengenakan seragam baru ini melaporkan mereka lebih baik dalam menurunkan ketegangan."
"Hanya sejumlah kecil yang menolak menggunakannya."
Advertisement