Liputan6.com, Melbourne - Komisioner Angkatan Perbatasan Australia (ABF), Roman Quaedvlieg, dipecat gara-gara membantu pacarnya mendapatkan pekerjaan di dalam organisasi tersebut.Â
Quaedvlieg lalu mundur dari posisinya yang bergaji US$ 617.000 (atau setara Rp 6,17 miliar) pada Mei 2017 lalu, sehingga tinjauan atas tingkah lakunya terhadap staf perempuan muda bisa diselesaikan oleh Departemen PM & C.
Baca Juga
Investigasi kedua diprakarsai oleh Komisi Integritas Penegakan Hukum, demikian menurut Australia Plus, yang dikutip Sabtu (16/3/2018).
Advertisement
Dalam langkah yang belum pernah terjadi sebelumnya, Pemerintah Federal Australia memutuskan bahwa posisinya harus dihentikan setelah dua tinjauan independen tersebut.
Pemerintah mengatakan, Quaedvlieg gagal mengungkap sebuah hubungan dengan seorang perempuan yang mencari pekerjaan di lembaganya, saat ia berada dalam posisi untuk memengaruhi keputusan perekrutan.
Pemerintah juga menemukan bahwa ia membuat pernyataan yang salah kepada Menteri Imigrasi Australia tentang hubungannya. Namun, Quaedvlieg membantahnya.
Dalam sebuah pernyataan pada Kamis siang, ia mengulangi penolakan tersebut dan mengatakan bahwa ia memilih untuk tidak mengundurkan diri, karena melakukan hal itu sama saja dengan mengakui keterlibatan dalam kejahatan.
Pemerintah Australia telah menggambarkan pemecatan tersebut sebagai hal yang sangat disayangkan, tapi perlu dilakukan.
Â
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Restrukturisasi Kementerian Dalam Negeri
Pemecatannya mengakhiri investigasi internal yang berlarut-larut dan mahal, yang akan memicu restrukturisasi dalam Kementerian baru Peter Dutton, Kementerian Dalam Negeri.
Quaedvlieg adalah mantan kepala polisi di Wilayah Ibu Kota Australia (ACT) dan Komisaris ABF.
Sebagai salah satu pegawai negeri dengan bayaran tertinggi di Australia, ia memperoleh lebih dari 500 ribu dolar Australia (atau setara Rp 5 miliar) ketika cuti, sementara Departemen PM & C dan Komisi Penegakan Hukum Integritas menyelidiki tingkah lakunya.
Sekretaris Departemen PM & C, Martin Parkinson, menyelesaikan peninjauannya atas tindakan Quaedvlieg bulan lalu dan menyerahkannya kepada Jaksa Agung Christian Porter, bukan Menteri Dutton.
Keputusan itu dibuat untuk menghindari munculnya bias dan Porter merekomendasikan agar Gubernur Jenderal, Peter Cosgrove, memecat Quaedvlieg.
Lalu Dewan Eksekutif Federal menandatangani keputusan tersebut pada Kamis, 15Â Maret 2018 di Canberra.
Quaedvlieg kabarnya frustrasi dengan lamanya penyelidikan, seperti halnya kubu Oposisi Australia, yang berulang kali meminta jawaban.
Advertisement