Liputan6.com, New Delhi - Mahatma Gandhi dikenal sebagai tokoh perjuangan India semasa negeri tersebut dijajah Inggris.
Ia berhasil menggerakkan rakyat India untuk melakukan protes atas kebijakan Inggris yang menyengsarakan rakyat. Salah satu gerakan yang dilakukan Gandhi adalah "Satyagraha", yang berarti "Berpegang teguh pada kebenaran".
Tepat pada 96 tahun lalu, 18 Maret 1922, Mahatma Gandhi divonis hukuman penjara oleh "the Raj", Pemerintahan Kolonial Inggris di India. Ia dihukum karena dianggap melakukan pembangkangan sipil Satyagraha, gerakan pertama di India tanpa kekerasan.
Advertisement
Ajaran Satyagraha ini menyerukan agar rakyat India harus tegas tanpa kompromi demi membela kebenaran. Satyagraha ini diwujudkan dalam gerakan warga India yang tidak kooperatif, menolak kerja sama dengan Pemerintah Inggris, terutama terkait kebijakan yang merugikan rakyat India.
Gerakan ini dimulai pada 1920 dan menyebar ke seluruh bagian negeri itu. Gandhi juga menyerukan warga India untuk memboikot Institusi Pendidikan The Raj Inggris, Pengadilan The Raj dan produk buatan Inggris.
Ia pun menyerukan pekerja India untuk mengundurkan diri dari perusahaan Inggris, termasuk menolak pajak dan gelar kehormatan yang pernah diterima dari mereka.
Satyagraha ini berakhir pada 22 Februari 1922, setelah terjadi bentrokan massa dengan polisi saat aksi demonstrasi di pasar Chauri Chaura. Massa membakar kantor polisi. Akibat bentrokan yang menewaskan 22 orang.
Gandhi selaku pelopor lantas menyerukan agar menghentikan gerakan Satyagraha untuk sementara waktu.
"Tuhan sangat baik kepadaku. Dia telah memperingatkan bahwa saat ini belum benar-benar ada kebenaran dan anti-kekerasan, yang menjadi dasar dan fondasi atas gerakan pembangkangan demi terciptanya kehidupan yang aman, damai, penuh cinta dan kasih, serta tanpa kejahatan dan kebencian. Tuhan telah berbicara jelas lewat peristiwa di Chauri Chaura," kata Gandhi, terkait bentrokan, seperti dimuat Findingdulcinea.
Tak lama setelah bentrokan, Mahatma Gandhi ditangkap dan diadili. Ia divonis hukuman 6 tahun penjara, terhitung sejak 18 Maret 1922.
Meski ia dihukum, gerakan Satyagraha ini telah tertanam di hati nurani warga India dan akan terus berlanjut. Ajaran ini juga kemudian menjadi dasar dalam membentuk tata negara India.
Mahatma Gandhi kemudian bebas dari penjara pada 1924, lebih cepat 4 tahun dari seharusnya, karena pertimbangan kesehatan. Untuk sementara, ia menarik diri dari gerakan politik. Namun kemudian pada tahun 1930, ia kembali turun tangan untuk memperjuangkan India.
Ia kemudian memimpin gerakan "March to the Sea", untuk memprotes monopoli garam yang diberlakukan pemerintah Inggris di India, karena garam merupakan kebutuhan vital bagi bangsa India.
Aturan monopoli garam yang ditetapkan Inggris berisi larangan untuk mengumpulkan atau menjual garam dan paksaan untuk membeli garam kepada Inggris dengan pajak yang tinggi.
12 Maret 1930, Gandhi dan 78 pengikutnya berpawai ke kota Dandi yang terletak di Pantai Laut Arab yang berjarak 241 mil. Setelah mereka sampai di sana, dimulailah gerakan penyulingan garam dari laut.Gerakan ini dengan segera meluas ke seluruh India, termasuk Bombay dan Karachi.
Sejarah lain mencatat pada 18 Maret 1965, kosmonot Alexei Leonov menjadi orang pertama yang melakukan spacewalk atau berjalan kaki di angkasa luar, ketika ia keluar dari kapsul antariksa Voskhod 2 yang mengorbit di luar Bumi. Pada tanggal yang sama di tahun 1996, kelab malam di Quezon City, Filipina terbakar hebat. Sebanyak 162 orang yang ada di dalamnya tewas.
Â
Â
Saksikan juga video berikut: