Sukses

Badan Intelijen Jerman: Roket Korea Utara Bisa Mencapai dan Serang Eropa

Badan Intelijen Jerman dalam sebuah pertemuan rahasia dengan parlemen mengatakan, kemampuan rudal Korea Utara mengkhawatirkan.

Liputan6.com, Berlin - Wakil Direktur Badan Intelijen Jerman, Ole Diehl dalam sebuah pertemuan pribadi mengatakan roket Korea Utara kini bisa membawa hulu ledak nuklir. Tak hanya itu, Diehl kepada sejumlah anggota parlemen Jerman menambahkan, jelajah rudal itu mampu mencapai Jerman dan Eropa Tengah.

Newsweek mengutip surat kabar Jerman, the Bild pada Senin (19/3/2018) melaporkan, Diehl yakin, dengan kemampuan roketnya, Kim Jong-un mampu mencetuskan perang di Tanah Eropa.  Tahun lalu, Kim Jong-un pernah mengancam akan menyerag AS dan sejumlah negara. Namun, belakangan, usai Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan, sikap [Korea Utara melunak.

Diehl memandang, meski ada kemungkinan ancaman, dialog antara Korea Utara dan Korea Selatan menunjukkan hal positif.

Seorang diplomat senior Korea Utara direncanakan akan datang ke Finlandia minggu ini untuk bertemu sejumlah pejabat AS dan Korea Selatan. Demikian laporan Yonhap News Agency. Ketiganya berdialog dalam rangka persiapan pertemuan bersejarah AS-Korea Utara.

 

Saksikan video menarik berikut ini:

2 dari 2 halaman

Ancaman Korea Utara di Masa Lalu

Di masa lalu, Jepang dan Korea Selatan adalah dua negara paling rentan jika Korea Utara nekat mengajak perang. Namun, dewasa ini, AS dan Eropa menjadi kawasan potensial untuk diserang Pyongyang.

Setelah Korea Utara berhasil melakukan uji coba rudal yang kuat pada bulan November, media pemerintah negara tersebut mengklaim bahwa pihaknya memiliki rudal balistik antar benua yang bisa membawa "hulu ledak nuklir besar super".

Korea Utara mengklaim rudalnya mampu menyerang "seluruh daratan" AS. Korea Utara juga sesumbar telah memiliki bom atom.

Rudal teknologi terbaru Korut diklaim memiliki jangkauan potensial paling tidak 8.100 mil, "lebih dari cukup untuk mencapai Washington, DC, dan sebenarnya merupakan bagian dari daratan Amerika Serikat," fisikawan David Wright menulis untuk Union of Concerned Scientists, sebuah lembaga sains nirlaba advokasi yang berbasis di Massachusetts.