Sukses

Jurus Hong Kong Cegah Invasi Babi Hutan hingga ke Mal

Membludaknya laporan kemunculan babi liar di Hong Kong, membuat pemerintah bertindak tegas melalui program sterilisasi.

Liputan6.com, Hong Kong - Masyarakat Hong Kong tengah menghadapi ancaman kehadiran babi hutan, yang persentase kasusnya meningkat dua kali lipat dalam lima tahun terakhir.

Pemerintah pun turun tangan dengan meluncurkan sebuah kebijakan tegas untuk mengendalikannya, yakni melalui suntik sterilisasi.

Pemimpin Departemen Lingkungan, Wong Kam-sing, mengajukan rencana ini ke DPR Hong Kong pada Rabu, 21 Maret 2018.

Dilansir dari South China Morning Post pada Kamis (22/3/2018), hal itu merupakan tanggapan terhadap pertanyaan anggota parlemen, tentang bagaimana pemerintah melindungi warga yang ketakutan oleh kehadiran babi hutan.

Jumlah laporan tentang babi hutan yang masuk ke Departemen Pertanian, Perikanan dan Konservasi (AFCD) Hong Kong meningkat dari 294 pada tahun 2013, menjadi 738 kasus pada tahun lalu.

Beberapa kesaksian, bahkan, menyebut babi hutan masuk ke dalam mal, komplek apartemen, dan taman hiburan di berbagai penjuru kota.

Adapun mengenai skema suntik sterilisasi, yang akan diujicobakan selama dua tahun ke depan, melibatkan ahli bedah hewan yang bertugas menyuntikkan babi hutan dengan vaksin kontrasepsi.

Setelahnya, petugas menanam implan microchip dan pemancar GPS, untuk mencatat efektivitas metode tersebut di kemudian hari.

Babi-babi liar itu kemudian dilepaskan kembali ke habitatnya, yakni hutan-hutan yang berada di perbatasan antara Hong Kong dan Shenzhen di wilayah China daratan.

Menurut Dr Howard Wong Kai-hay, direktur eksekutif pada Sekolah Kedokteran Hewan di City University, mayoritas kemunculan babi hutan tidak berujung pada penyerangan terhadap manusia, kecuali jika ada alasan tertentu yang membuatnya merasa terancam.  

"Tetapi ketika mereka menyerang, mereka bisa berbahaya," ujar Dr Howard.

 

 Simak video terkait babi berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kehadiran Babi Liar Meresahkan Warga

Babi hutan adalah mamalia darat terbesar di Hong Kong. Jenis dewasanya dapat memiliki bobot hingga hingga 200 kilogram, serta panjangnya mencapai dua meter.

Menurut para ahli, babi liar kemungkinan muncul di kawasan perkotaan karena perubahan cuaca, yang berdampak pada habitat alami mereka.

Bulan lalu, seekor babi hutan terekam video, berkeliaran di kawasan padat penduduk di distrik Deep Water Bay. Pada bulan Januari, lima ekor babi hutan mati tertabrak di sekitar kawasan Tai Mo Shan Country Park.

Sementara itu, pemerintah menekankan bahwa cara paling efektif untuk mengurangi kehadiran babi liar, adalah berhenti memberi makan mereka.

"Pemberian makan babi hutan oleh masyarakat akan memberi kesan keliru, yakni menganggap bahwa kawasan hunian adalah tempat mencari sumber pakan. Hal itu akan menarik mereka untuk muncul secara teratur di depan publik," jelas Wong Kam-sing dari Departemen Lingkungan.

Namun, menurut anggota parlemen, Jeffrey Lam Kin-fung, imbauan di atas bukanlah hal utama, melainkan seharusnya pada tindak pencegahan yang lebih baik, karena masalah babi hutan semakin bertambah.

"Warga tidak hanya merasa bahwa babi hutan mempengaruhi keamanan jalan, tetapi juga menyebabkan gangguan di daerah pemukiman," katanya.

Lam menambahkan, bahwa penduduk yang terkena dampak isu ini, tidak bisa menunggu dua tahun agar program percontohan tersebut rampung.