Liputan6.com, Washington DC - Pria yang mendirikan Toys R Us - perusahaan ritel mainan anak-anak, Charles Lazarus meninggal dunia. Ia mengembuskan napas terakhirnya pada usia 94 tahun, satu pekan setelah perusahaannya mengumumkan gulung tikar.
Seperi dikutip dari BBC, Jumat (23/3/2018), kematiannya terjadi setelah perusahaan mainan itu menutup semua toko di AS dan Inggris serta mencari bantuan dari kebangkrutan.
Berita menyedihkan tentang kematian pendiri Toys R Us diunggah di Twitter pada Kamis, 22 Maret 2018 oleh pihak perusahaan.
Advertisement
"Ada banyak kabar menyedihkan tentang Toys R Us dalam beberapa pekan terakhir, dan tidak ada yang lebih memilukan dari berita hari ini, tentang meninggalnya pendiri tercinta, Charles Lazarus," tulis perusahaan itu.
Dalam siaran persnya, Toys R Us mengatakan bahwa kondisi kesehatan Lazarus memang belakangan menurun. Kendati demikian mereka berterimakasih atas energi positif, semangat untuk pelanggan dan cintanya terhadap anak-anak di mana pun.
Sebelumnya pada hari Kamis, pihak perusahaan mengumumkan akan menunda penjualan likuidasi ratusan tokonya karena "keadaan yang tak terduga".
Â
Mantan Militer
Charles Lazarus mulai menjual mainan pada tahun 1957 di toko-toko bergaya supermarket besar, setelah ia kembali dari dinas militer Perang Dunia II.
Dalam wawancara tahun 2008 dengan majalah Entrepreneur, Lazarus menjelaskan bahwa ia membuka bisnis itu karena semua teman di militer mengatakan akan kembali menjalani hidup normal. Seperti menikah dan membesarkan anak-anak.
Dari situlah muncul ide untuk menjual furnitur anak-anak.
Bermula dari pulangnya Lazarus ke rumah keluarganya di pinggiran Washington DC pada tahun 1948, ia lalu mengubah toko sepeda sang ayah menjadi sebuah bisnis furnitur bernama Children's Supermart dengan huruf 'R' ditulis terbalik.
Dia kemudian menjelaskan bahwa huruf R sengaja dibuat terbalik seolah-olah seorang anak yang menulisnya.
Huruf R itu pula yang terkenal digunakan pada Toys R Us.
Lazarus kemudian beralih ke mainan dan gim.
"Mainan adalah sesuatu yang hebat untuk dijual, karena mereka tidak lama bertahan," ujar dia kala itu.
Sebelum berdirinya Toys R Us, pasar untuk mainan anak-anak sebagian besar dianggap sebagai industri musiman.
Sebuah profil tahun 1986 di majalah Atlantic Monthly menyebut Lazarus sebagai sosok yang paling berpengaruh di industri mainan.
Toys R Us bahkan pernah menjual popok dengan potongan harga yang rendah, berharap orang tua tertarik dan memborongnya.
Perusahaan itu juga berjuang keras sejak Lazarus hengkang pada tahun 1994, karena meningkatnya belanja online membuat semakin banyak keluarga tak mengunjungi toko.
Pekan lalu, perusahaan itu akhirnya mengumumkan akan menutup semua lokasi tokonya di AS, selang sepakan setelah melakukan hal serupa pada bisnisnya di Inggris.
Advertisement