Liputan6.com, Lima - Martin Vizcarra dilantik sebagai presiden baru Peru, setelah dilaksanakan pemungutan suara Kongres untuk menerima pengunduran diri Presiden Pedro Pablo Kuczynski menyusul skandal korupsi.
Pada Jumat, 23 Maret 2018, Vizcarra dilantik di hadapan Kongres Peru dan berjanji pemerintahannya akan langsung memerangi korupsi, demikian dikutip dari laman VOA Indonesia, Minggu (25/3/2018).
"Transparansi akan menjadi pilar pemerintahan kami," kata Vizcarra dan menambahkan bahwa "masa yang lebih baik akan tiba."
Advertisement
Baca Juga
Vizcarra, 55 tahun, seorang politikus yang relatif tidak dikenal, yang pernah menjabat sebagai wakil presiden dan duta besar Peru untuk Kanada, terbang kembali ke Lima dari Ottawa hari Kamis, 22 Maret 2018, yang bertepatan dengan hari ulang tahunnya.
Para pendukung menyambutnya di bandara dengan kue besar. Vizcarra diperkirakan akan memangku jabatan presiden hingga Juli 2021, sesuai dengan akhir masa jabatan Kuczynski. Tapi pemilu dini juga mungkin akan dilaksanakan.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS Heather Nauert mengatakan Amerika ingin bekerja sama dengan Vizcarra dan memuji Peru karena "pengalihan kekuasaan yang konstitusional."
Tekanan terhadap Kuczynski meningkat pekan ini setelah munculnya video yang diambil secara sembunyi-sembunyi yang konon menunjukkan sekutu Kuczynski berusaha membeli dukungan dari anggota parlemen oposisi untuk mencegah pemakzulan dirinya.
Guna menghindari pemakzulan, Kuczynski menyampaikan surat pengunduran diri ke kongres hari Rabu, menyalahkan serangan tanpa henti oleh lawan-lawannya yang membuatnya mustahil untuk memerintah.
Presiden Pedro Pablo Kuczynski Mengundurkan Diri
Presiden Peru, Pedro Pablo Kuczynski, resmi mengundurkan diri akibat tekanan terkait skandal pembelian suara yang melibatkan dirinya.
Kuczynski membantah melakukan kesalahan, tetapi mengatakan pada Rabu, 21 Maret 2018, bahwa ia tak ingin menjadi penghambat pembangunan negara.
Dilansir dari BBC, para pemimpin partai di Kongres akhirnya setuju menerima pengunduran diri Presiden Kuczynski.
Padahal, seharusnya Kuczynski menghadapi sidang dakwaan di hadapan Kongres Peru, yang tadinya berlangsung pada Kamis ini untuk menentukan nasibnya di kursi kepresidenan.
Sebelumnya, Kuczynski (79) terselamatkan dari sidang dakwaan Kongres yang dilakukan terpisah pada Desember lalu.
Ia menyebut sidang terkait sebagai upaya oposisi menyingkirkannya, karena diduga menerima suap dari raksasa kostruksi asal Brasil, Odebrecht, yang memberikan dukungan besar padanya untuk meraih tampuk kekuasaan di Peru.
Kuczynski yang berhasil memenangi Pemilu Peru 2016 dengan selisih tipis, menuduh oposisi berusaha melakukan kudeta terhadapnya.
Dalam sebuah pidato, Kuczynski mengatakan rekaman video skandal perundingan terkait telah diedit untuk memberatkan dirinya.
"Pihak oposisi telah mencoba untuk menggambarkan saya sebagai orang yang korup. Mereka juga telah berhasil mempengaruhi sekelompok orang tidak bersalah ​​di sekitar saya, membuat mereka secara tidak adil terlibat dalam rencana menghancurkan pemerintah," jelas Kuczynski.
Advertisement