Sukses

Otak Manusia Bisa Telepati pada 2038? Ini Kata Ilmuwan...

Kemampuan membaca pikiran dan melakukan telepati pada otak manusia bisa menjadi nyata pada 2038, begini penjelasannya...

Liputan6.com, Washington, D.C. - Di masa mendatang, kira-kira kurang dari dua dekade, para ilmuwan memprediksi bahwa manusia akan memiliki kemampuan super, yakni berkomunikasi menggunakan otak alias telepati. Tak ada lagi telepon genggam, tak ada lagi ponsel pintar, tak ada lagi aplikasi berkirim pesan, dan sebagainya.

Menurut seorang ahli bedah terkenal, untuk mewujudkan hal itu hanyalah masalah waktu sampai otak manusia terhubung ke internet, The Sun melaporkan.

Dr. Eric Leuthardt dari Washington University menganggap bahwa telepati -- atau komunikasi otak ke otak -- bisa menjadi kenyataan.

"Integrasi cairan saraf akan terjadi. Hanya masalah waktu saja," jelasnya saat diwawancara oleh MIT Technology Review, dikutip dari News.com.au, Senin (26/3/2018).

"Jika terjadi dalam kurun waktu 10 atau 100 tahun, berarti ada perkembangan materi dalam perjalanan sejarah manusia," lanjutnya.

Dia menjelaskan bahwa telepati tidak semata-mata bisa dimanfaatkan untuk mengobrol, tapi juga membaca pikiran.

Cara termudah untuk mencapai tujuan ini, menurut apa yang ia ketahui, adalah dengan menyusutkan komputer menjadi ukuran sekecil mungkin sehingga cocok dengan otak kita.

"Seiring berkembangnya teknologi, tidak menutup kemungkinan bahwa dalam jangka waktu 20 tahun, semua yang ada di ponsel dapat dimasukkan ke dalam sebutir beras," katanya.

"Benda itu bisa dimasukkan ke dalam kepala secara invasif dan akan melakukan perhitungan yang diperlukan untuk menjadi telepati yang benar-benar efektif."

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

 

2 dari 2 halaman

Kendala...

Dr. Leuthardt sudah menyelidiki topik ini dengan para ilmuwan komputer. Salah satu mitra penelitiannya adalah Gerwin Schalk. Ia menjelaskan bahwa manusia masih punya tantangan untuk diatasi, sebelum telepati dapat dikembangkan.

"Yang benar-benar Anda inginkan adalah dapat mendengarkan apa yang dipikirkan otak dan bisa berbincang via otak, dan kita tidak dapat melakukannya sekarang," papar Schalk.

"Kami benar-benar belum tahu cara melakukannya untuk saat ini. Tetapi bagi saya, itu akan terjadi dalam beberapa tahun lagi," imbuhnya.

Sementara itu, menurut kedua ilmuwan tersebut, kendala utama yang harus dihadapi adalah pemasalahan dana, karena pasti inovasi seperti ini akan memakan anggaran yang tak kecil.

Di satu sisi, Dr. Leuthardt optimis jika ia dapat membiayai proyeknya, maka ia bisa mengembangkan implan yang dapat dibeli oleh masyarakat umum.