Liputan6.com, Jakarta - Masing-masing orang memiliki jalur rezekinya sendiri untuk menjadi kaya, begitu ungkapan klasik yang diyakini khalayak. Namun, tidak semuanya bisa segera menyadari potensi untuk memakmurkan diri dan menambah pundi-pundi kekayaan.
Dilansir dari Brightside.me pada Senin (26/3/2018), orang yang memiliki kekayaan secara organik -- diraih dengan kerja keras pribadi -- memiliki banyak kesamaan tentang sikap dan pandangan terhadap uang. Bukan hemat yang menjadi prioritas mereka, melainkan tindakan cermat dalam mengelola keuangan.
Advertisement
Baca Juga
Menurut psikolog sekaligus konsultan keuangan papan atas Amerika Serikat, Tom Corley, mereka yang kaya juga tidak selalu beruntung, dan terkadang mengalami ‘kesialan’. Namun, mereka mampu berpikir jernih mengamati apa yang salah, dan bagaimana cara mengatasinya.
Hal ini berbeda dengan mereka yang sering beruntung, atau rajin bekerja dan mendapat pemasukan besar, tetapi kerap membuat kesalahan dengan tutup mata terhadap sebab akibatnya. Alhasil, kelompok tipe ini tidak dapat benar-benar menghemat uang.
Berikut adalah sepuluh hal yang harus berhenti dilakukan, jika ingin benar-benar menjadi seorang kaya raya.
Â
Simak video tentang sosok orang terkaya di dunia saat ini:Â
Â
Â
Bersikap Apatis
1. Tidak Mau Bertemu Orang Baru
Sebanyak 68 persen orang kaya mengatakan bahwa mereka suka bertemu seseorang yang baru. Sikap yang sama hanya diakui oleh sebanyak 11 persen orang miskin. Kebanyakan orang yang mencapai stabilitas keuangan, berusaha semaksimal mungkin untuk memberi kesan yang baik tentang diri mereka. Mereka tidak lupa memberi selamat kepada kenalan baru (dan yang lama) pada hari perayaan khusus dan hari-hari penting lainnya.
Â
2. Percaya pada Takdir
Banyak orang memercayai takdir sebagai panduan untuk meraih sukses. Hal itu salah besar. Seseorang menjadi kaya karena berpikir keras dalam menentukan jalan hidupnya sendiri. Hal ini berbalik dengan 90 persen orang miskin, yang sering menyalahkan nasib atas keamalangan yang didapatnya, dan faktor-faktor lain yang tidak dapat mereka kendalikan.
Lebih buruknya lagi, masih banyak orang miskin yang menginvestasikan uangnya dengan berkonsultasi pada paranormal dan berjudi, dibanding menanamkannya sebagai modal pendidikan untuk masa depan cerah.
Â
Advertisement
Abai Terhadap Hal Penting
3. Membenci Pekerjaan
"Saya suka apa yang saya lakukan!" Inilah yang dikatakan 85 persen orang yang sukses secara finansial. Orang miskin melihat lebih banyak merugi dalam pekerjaan mereka.
Dengan sikap seperti ini, Anda mungkin akan setuju bahwa sangat sulit untuk meningkatkan penghasilan. Jika tidak menyukai pekerjaan yang Anda lakukan, maka harus berani mengubahnya, bukan merengek minta perubahan secara ajaib terjadi.
Â
4. Tidak Memerhatikan Kesehatan Diri Sendiri
Orang kaya mencurahkan banyak waktu untuk kesehatan mereka. Ini termasuk kunjungan ke dokter, menjalankan gaya hidup sehat, pola makan yang seimbang, dan rutin berolahraga. Khusus untuk olahraga, rata-rata orang suskes melakukan latihan kebugaran setidaknya empat kali dalam seminggu.
Di antara mereka yang berpenghasilan rendah, hanya 13 persen melihat keterkaitan yang bermanfaat antara kesehatan dan kesuksesan.
Tidak Keluar dari Zona Nyaman
5. Tidak Berani Mengambil Risiko
Hanya sekitar enam persen orang miskin setuju mengambil risiko untuk memperbaiki situasi keuangan mereka. Dan lebih dari 50 persen orang kaya, di situasi kasus yang sama, berani mengambil risiko. Lebih dari itu, banyak orang kaya yang memperhatikan bahwa setidaknya sekali dalam hidup mereka mengambil risiko menyebabkan kegagalan besar, tetapi mereka mencoba untuk terus bergerak maju, dan bukannya terpaku risiko yang diterima.
Â
6. Sering Menonton Televisi
Di antara mereka yang tidak kaya, sebanyak 78 persen senang memperhatikan dengan seksama tayangan reality show, dan beragam hiburan di televisi. Sebaliknya, para orang kaya hanya mengalihkan pandangan ke televisi sebanyak rata-rata enam persen, atau tidak lebih dari satu jam setiap harinya.
Hal yang sama berlaku untuk internet. Orang sukses menghabiskan kurang dari satu jam menjelajahi internet, kecuali jika ada hubungannya dengan pekerjaan.
Advertisement
Malas Melakukan kebiasaan Baik
7. Tidak Banyak Membaca
"Tidak membaca berarti tidak berpikir," kata Dostoyevsky – seorang novelis legendaris Rusia -- suatu kali.
Ungkapan tersebut diamini oleh sebanyak 88 persen orang. Mereka membaca buku-buku tentang pengembangan diri, bahan-bahan profesional, dan literatur sejarah setidaknya 30 menit sehari. Sebaliknya, hanya dua persen dari orang miskin menghabiskan banyak waktu untuk membaca.
Â
8. Terlambat Bangun Tidur
Lebih dari separuh pengusaha dengan pendapatan tinggi yang diamati oleh Tom Corley, bangun tidur setidaknya tiga jam sebelum memulai aktivitas harian. Mereka menghabiskan waktu di pagi hari dengan merencanakan hal-hal yang perlu mereka lakukan, mengerjakan proyek pribadi mereka (jika mereka bekerja untuk perusahaan besar), dan melakukan olahraga secara cukup.
Banyak orang sukses menghabiskan 10 hingga 15 menit untuk bermeditasi, atau berpikir tentang suatu hal utama dalam diam.
Bangun lebih awal tidak berarti kurang tidur. Sebanyak 89 persen orang kaya tidur selama tujuh hingga delapan jam, dan mereka tidur pada waktu yang disarankan, yakni mulai jam 9 atau 10 malam.
Bergosip dan Bersikap Boros
9. Membicarakan Hal Tidak Penting
Sebanyak 96 persen orang yang hidup dari gaji ke gaji, kerap menemui kelompok yang gemar bergosip, atau mengeluhkan kehidupan mereka. Para orang sukses tidak akan mau berkomunikasi dengan orang-orang seperti itu, dan lebih memilih berinteraksi dengan mereka yang menginspirasi.
Anda dapat dengan mudah meningkatkan jumlah orang-orang semacam itu dengan mengunjungi acara-acara budaya, melakukan pekerjaan sukarela, atau menjadi anggota organisasi non-profit.
Â
10. Menghabiskan Uang Berlebih
Kebanyakan orang miskin menghabiskan lebih dari yang mereka hasilkan. Anda mungkin mengenal orang-orang yang membeli mobil, telepon, dan hal-hal lain yang mahal secara kredit, meskipun mereka tidak mampu membelinya dan tidak benar-benar membutuhkannya.
Orang kaya biasanya mengikuti sistem distribusi pendapatan sebagai berikut:
- 20 persen tabungan
- 25 persen membayar sewa properti
- 15 persen biaya makan
- 10 persen alokasi dana hiburan
- 5 persen biaya perawatan kendaraan
Sisa uang yang dimiliki mayoritas digunakan untuk kebutuhan non-permanen, seperti baju, obat, dan pendidikan.
Advertisement