Sukses

Tak Mau Jadi Korban Kawin Paksa, Gadis Irak Disiram Minyak Panas

Maarib Al Hishmawi (16) jadi korban kawin paksa oleh kedua orangtuanya. Ia mengalami penyiksaan saat sempat melawan kehendak sang ayah.

Liputan6.com, Texas - Seorang remaja di Texas, Amerika Serikat, melarikan diri dari rumah setelah mengalami pelecehan seksual dan menjadi korban kawin paksa.

Dikutip dari laman Womenintheworld.com, Rabu (28/3/2018), remaja perempuan tersebut diketahui bernama Maarib Al Hishmawi.

Kedua orangtua remaja berusia 16 tahun itu kini telah ditangkap oleh polisi karena berencana menjual anaknya.

Kisah pilu yang dialami Maarib bermula pada akhir 2017. Saat itu orangtuanya berencana menjual sang anak kepada pria yang siap membayar uang sebesar US$ 20 ribu atau setara dengan Rp 274 juta.

Maarib yang jadi korban kawin paksa mengaku telah dicekik, dipukul dengan sapu, serta disiram minyak panas karena telah melawan dan tidak menuruti permintaan kedua orangtuanya.

Karena tak kuat menahan sakit, Maarib lantas menyetujui pernikahan tersebut. Namun, menjelang hari pernikahan, Maarib nekat kabur dan memutuskan untuk melarikan diri.

"Saya tahu ini adalah permasalahan yang sudah berulang kali terjadi," ujar Wakil Kepala Asisten Kantor Bexar County.

FBI diminta untuk membantu penyelesaian kasus kawin paksa tersebut. Sebab, keluarga Maarib bersal dari Irak dan telah berada di Amerika Serikat selama dua tahun.

Karena tak ingin pelecehan hingga penyiksaan terus terjadi, pihak berwenang telah menempatkan Maarib dan lima saudara kandungnya ke layanan perlindungan anak.

Sementara dua orangtua Maarib ditahan dan akan menjalani proses lebih lanjut.

 

 

Saksikan juga video berikut ini:

2 dari 2 halaman

Diculik, Ditodong Pistol, lalu Dipaksa Menikah

Kasus kawin paksa juga pernah terjadi di India. Kali ini menimpa seorang pria di wilayah Bihar yang melapor ke polisi karena mengaku diculik, diancam, dan dipaksa untuk menikahi seorang wanita yang sama sekali tak dikenalnya.

Pria bernama Vinod Kumar tersebut diculik saat menghadiri pernikahan temannya di Nalanda, sebuah distrik tetangga dari Patna di timur laut Bihar.

Saat kejadian, sebulah pistol ditodongkan ke arah Kumar. Gerombolan penculik itu mengancam membunuhnya apabila ia mencoba melawan.

Kumar dibawa ke sebuah rumah yang letaknya tak jauh dengan acara pernikahan temannya, di Distrik Mokama Bihar. Di rumah itu, Kumar disuruh untuk berlutut. Tiba-tiba ia dipaksa menikahi seorang perempuan yang tak pernah ia ketahui asal-usulnya.

Mengetahui motif penculikan tersebut, Kumar terkejut bukan main. Ia bahkan sampai menangis terisak. Meski demikian, prosesi pernikahan tetap dilanjutkan oleh keluarga sang mempelai wanita.

Sebuah video yang diunggah ke situs berbagi video memperlihatkan Kumar yang menangis enggan menjalankan upacara pernikahan tersebut.

Tetapi seorang wanita yang mengenakan sari (pakaian khas wanita India) menegaskan padanya, ""Kami hanya melangsungkan pernikahanmu saja, tidak menggantungmu. Jadi diamlah!"