Liputan6.com, Jakarta - Tak ada yang lebih menyakitkan bagi para sejoli jika pasangan mereka diam-diam merajut romansa dengan orang lain, alias selingkuh.
Perselingkuhan bisa terjadi pada berbagai ragam pasangan.
Mulai dari sejoli seumur jagung hingga yang telah berhubungan selama menahun; pasangan muda atau tua; serta yang masih berpacaran hingga yang sudah menikah dan memiliki keturunan.
Advertisement
Baca Juga
Apa penyebabnya? Siapa yang patut dipersalahkan? Mengapa mereka selingkuh meski sudah bertahun-tahun berpacaran atau menikah?
Sekelompok ilmuwan punya penjelasan untuk pertanyaan-pertanyaan di atas. Jawaban yang mereka tawarkan mengacu pada sudut pandang ilmiah serta beragam penelitian lintas-disiplin.
Berikut, 8 faktor penyebab orang melakukan selingkuh, seperti dikutip dari Brightside.me (28/3/2018):
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
1. Tak Ada atau Hilangnya Keintiman
Ketidakmampuan melakukan percakapan dari hati ke hati dengan pasangan dan kurangnya dukungan antara satu sama lain, mendorong perempuan dan laki-laki untuk berselingkuh.
Ada stereotip bahwa motif utama seorang pria adalah seks.
Namun dalam bukunya, The Truth on Cheating, konselor pernikahan Gary Neuman mengatakan bahwa 47 persen klien pria yang berselingkuh mengaku tak memiliki keintiman emosional dengan pasangannya.
Situasi menjadi lebih sulit karena pria tidak suka menunjukkan perasaan mereka. Padahal, banyak perempuan yang sangat menginginkan agar pasangan prianya memiliki perasaan terbuka.
Advertisement
2. Pengaruh Orang Lain dan Pengalaman
Jika seseorang telah memiliki pengalaman dengan perselingkuhan, ada kemungkinan besar bahwa mereka akan bertindak sama pada pasangannya.
Orang-orang di sekitar juga memengaruhi kecenderungan seseorang terhadap perselingkuhan.
Dalam satu polling anonim, lebih dari 75 persen pria yang melakukan perzinahan mengaku bahwa teman-teman mereka juga mengkhianati istri mereka.
3. Romansa dan Kehidupan Seks yang Membosankan
Kurangnya emosi, hilangnya geliat romansa, serta kehidupan seks yang membosankan menjadi alasan bagi 70 persen pria dan 49 persen wanita memutuskan untuk berselingkuh. Demikian menurut survei dalam buku berjudul 'The Normal Bar' oleh Chrisianna Northrup, Pepper Schwartz, dan James Witte.
Perlu dicatat bahwa orang-orang dalam survei di atas juga mengatakan bahwa hubungan mereka bahagia secara umum: tanpa skandal besar dan masalah mengecewakan lainnya.
Advertisement
4. Krisis Paruh Baya
Memasuki usia tertentu, beberapa orang mulai mengalami apa yang disebut krisis paruh baya. Dalam kondisi itu, orang-orang tersebut mungkin menjadi rentan terhadap godaan. Demikian menurut penelitian yang dilakukan oleh Adam Alter dan Hal Hershfield dari New York University.
Penelitian tersebut menunjukkan bahwa krisis paruh baya biasanya terjadi pada usia 29, 39, atau 49 tahun.
Tentu saja itu tidak berarti bahwa seorang pria berkeluarga yang baik dan seorang suami yang penuh kasih tiba-tiba berselingkuh begitu dia berumur 39.
Tapi, usia seseorang bisa menjadi salah satu faktor yang menyertai yang dapat memperburuk keadaan lain yang membuat orang berselingkuh.
5. Terlalu Fokus ke Kehidupan Sosial
Suatu pasangan di mana salah satu mitra mencurahkan terlalu banyak waktu ke Twitter atau jejaring sosial lainnya, maka, risiko perselingkuhan akan meningkat. Demikian menurut sebuah penelitian berjudul 'The Third Wheel: The Impact of Twitter Use on Relationship Infidelity and Divorce'.
Hubungan virtual di dunia maya dapat menyebabkan argumen bagi pasangan di dunia nyata. Faktor tersebut menciptakan lingkungan yang baik untuk perzinahan.
Advertisement
6. Terlalu Sering Bekerja
Menurut salah satu jajak pendapat mengenai topik ini, lebih dari 1/3 orang yang berselingkuh adalah pelaku bisnis serius yang biasa menipu perempuan tercinta mereka selama perjalanan bisnis. Demikian menurut survei dalam buku berjudul 'The Normal Bar' oleh Chrisianna Northrup, Pepper Schwartz, dan James Witte.
Dan, 13 persen perempuan berselingkuh di tempat kerja. Kemungkinan perselingkuhan di tempat kerja meningkat selama tahun 6-9 tahun perkawinan: tahun-tahun itu adalah yang paling rapuh bagi suatu pernikahan.
7. Kurang Oksitosin
Oksitosin, juga disebut hormon pelukan (yang meningkat ketika kita memeluk dan mencium pasangan), memainkan peran penting dalam menciptakan dan menjaga kepercayaan dalam suatu hubungan.
Para ilmuwan berpikir bahwa kekurangan hormon itu bisa menjadi pemicu seseorang berselingkuh.
Dalam satu percobaan, beberapa pria yang sudah menikah disuntik dengan oksitosin, berkenalan dengan seorang wanita yang menarik, dan mengatakan bahwa mereka bisa mendapatkan sedekat mungkin dengan yang mereka inginkan.
Partisipan yang mendapat dosis hormon justru semakin menjaga jarak dengan wanita menarik itu. Sementara, partisipan yang tak mendapat dosis hormon itu justru mendekati perempuan menarik tersebut.
Advertisement
8. Sudah Mengakar
Ada orang yang tidak bisa membayangkan hidup mereka tanpa perselingkuhan.
Orang-orang itu, dari berbagai usia dan latar belakang, mengatakan bahwa mereka tidak dapat mengubah perilaku yang sudah mengakar tersebut.
Alasan sebenarnya untuk perilaku itu bervariasi dan mereka dapat menyembunyikan alasan itu jauh di dalam lubuk perasaan secara emosional.
Tapi pada dasarnya, sangat sulit, dan hampir tidak mungkin, bagi sebagian besar orang untuk menjalin hubungan monogami.