Liputan6.com, Tashkent - Kekuatan militer terbesar di Asia Tengah, Uzbekistan, telah menawarkan India proposal yang unik, yakni memberikan sebagian wilayahnya untuk mendirikan fasilitas pertahanan.
Hal itu dapat memungkinkan Delhi untuk membuat terobosan strategis di wilayah tengah Asia yang kaya sumber daya alam.
Dilansir dari India Times pada Kamis (29/3/2018), proposal itu masih dalam tahap awal, meski di saat bersamaan, India berencana untuk mengekspor peralatan pertahanan ke Uzbekistan.
Advertisement
Jika pemerintah India mengambil tawaran tersebut, dan mendirikan fasilitas pertahanan di sana, maka membuat negeri yang dipimpin PM Narendra Modi itu akan meraih pijakan strategis di wilayah Eurasia, sebelum masuknya kekuatan besar China.
Baca Juga
Saat ini, India dan Uzbekistan telah menjalin cukup banyak kerja sama dalam bidang pertahanan, termasuk alih strategi militer yang dilakukan akhir tahun lalu.
Selain itu, India tengah memperluas kemungkinan ekspor daya pertahanan ke mitra-mitra ramah di Asia Selatan, Asia Tenggara, Asia Barat, dan Samudera Hindia.
Sementara itu, penggunaan peralatan asal Rusia secara luas oleh India dan Uzbekistan, berkontribusi pada meningkatnya hubungan pertahanan bilateral di antara kedua negara.
Utusan khusus pemerintah India, MJ Akbar, saat ini sedang melakukan kunjungan empat hari ke Tashkent, bertemu dengan Menteri Pertahanan Uzbekistan. Di sana, Akbar mendiskusikan kemungkinan memperluas kemitraan pertahanan.
Adapun kunjungan yang diusulkan oleh Presiden Uzbekistan ke India akhir tahun ini, akan mengarah pada penciptaan kemitraan strategis.
Â
Â
Simak video tentang uniknya bersantap bersama monyet di India berikut:Â
India Bangun Pangkalan Militer di Kepulauan Seychelles
Sementara itu, pada akhir Januari lalu, India dan Seychelles meneken sebuah revisi perjanjian, di mana isinya memberi izin kepada India untuk membangun pangkalan militer di salah satu pulau setempat, yang berjarak sekitar 1.650 kilometer dari pesisir timur benua Afrika.
Kesepakatan tersebut, yang telah melaui upaya diplomasi selama bertahun-tahun, akan memberi India sebuah pangkalan militer penting di kawasan yang disebut-sebut sangat strategis di awal Abad ke-21 ini.
Sepanjang 2016 lalu, diperkirakan sebanyak 40 juta barel minyak per hari -- setara hampir setengah total suplai minyak bumi dunia -- dikapalkan melintasi titik-titik keluar masuk di Samudera Hindia, termasuk Selat Hormuz, Selat Malaka, dan Selat Bab el-Mandeb.
India yang memiliki garis pantai lebih dari 7.500 kilometer dan terletak tepat di tengah jalur pelayaran Samudera Hindia, sangat bergantung pada buka-tutup lintasan selat yang melewati kawasan Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Rencana pembangunan pangkalan militer India di Kepulauan Seychelles, oleh Perdana Menteri Narendra Modi, disebut sebagai upaya untuk menjaga keamanand an perdamaian di kawasan peraiaran Samudera Hindia yang sibuk.
"Perairan Samudera Hindia membutuhkan stabilitas keamanan guna mendukung kelancaran perdagangan global, dan kami merasa turut bertanggung jawab untuk mewujudkan hal itu," jelas PM Narendra Modi.
Advertisement