Liputan6.com, Nairobi - Peristiwa tragis terjadi di Kenya pada 2 April 2015. Kelompok militan Al-Shabab tiba-tiba datang ke Garissa University College untuk melancarkan serangan terhadap mahasiswa. Akibatnya sekitar 147 orang tewas.
Kawanan pria bersenjata itu datang pada Kamis pagi. Setibanya, para pelaku langsung menembakkan senjata ke dua penjaga kampus. Lalu mereka melepaskan peluru ke seluruh penjuru secara membabi buta.
Ketika itu, para mahasiswa hendak bersiap-siap untuk mengikuti ujian.
Advertisement
Aparat kepolisian langsung datang untuk menyelamatkan para mahasiswa. Lebih dari 500 mahasiswa berhasil melarikan diri dari serangan, namun 79 di antaranya mengalami luka-luka. Satu orang pelaku berhasil diringkus.
Baca Juga
Eric Wekesa, salah satu mahasiswa di lokasi kejadian mengatakan, ia bersembunyi di ruang kecil di dalam sekolah. Setelah situasi kondusif, ia bergegas melarikan diri.
"Kata para pelaku: Kami datang untuk membunuh atau jika bisa juga mati," ujar Wekesa, seperti dimuat BBC.
"Situasi saat itu sangat mengerikan. Peluru beterbangan di mana-dimana," imbuh mahasiswa lain, Augustine Alanga. Dia mengaku, baru mengetahui dan tak habis pikir kenapa kampusnya hanya dijaga oleh dua petugas penjaga keamanan.
Â
Status Darurat Keamanan Diterapkan
Presiden Kenya Uhuru Kenyatta menyampaikan duka cita mendalam untuk keluarga korban. Ia memerintahkan aparat untuk menerapkan status darurat keamanan.
Sekretaris Jenderal PBB saat itu, Ban Ki-moon mengecam keras aksi para pelaku. Pihaknya siap mengirimkan bantuan keamanan ke Kenya.
Al-Shabab mengklaim bertanggung jawab atas serangan ini. Menurut analis intelijen Afrika, serangan Al-Shabab ini merupakan simbol perang melawan pemerintah Kenya.
Sumber informasi intelijen Kenya menyebut, serangan di kampus Garissa ini didalangi oleh Mohamed Kuno, petinggi Al-Shabab yang pernah menjabat sebagai Kepala Sekolah di lembaga pendidikan di wilayah Garissa hingga tahun 2007. Beberapa hari kemudian, polisi Kenya menangkap lima orang yang diduga terlibat dalam serangan. Mereka dijerat pasal pembunuhan dan pembantaian massal.
Al-Shabab sebelumnya pernah melakukan serangan di pusat perbelanjaan Westgate di Nairobi, Kenya pada 21 September 2013.
Sejarah lain mencatat pada 2 April 1801, pasukan Britania menghancurkan armada Denmark dalam Pertempuran Kopenhagen.
Sementara itu, pada 2 April 1982, terjadi Perang antara Argentina dan Inggris untuk memperebutkan Pulau Falkland.
Advertisement