Sukses

Studi Ilmiah: Seluruh Bahasa Masyarakat Aborigin Berasal dari Satu Rumpun

Sebuah penelitian ilmiah membuktikan bahwa seluruh bahasa Aborigin berasal dari satu rumpun.

Liputan6.com, Canberra - Setelah beberapa dekade memicu perdebatan, para ahli linguistik di Australia telah berhasil membuktikan sebuah teori, yang menyebut bahasa-bahasa yang dituturkan oleh masyarakat Aborigin berasal dari satu akar yang sama. 

Para ahli linguistik dari Universitas Australia Barat dan Universitas Newcastle telah menghabiskan waktu selama tiga tahun untuk menyelidiki asal-usul bahasa masyarakat pribumi di negara benua tersebut. 

Dikutip dari Australia Plus pada Minggu (1/4/2018), temuan tentang akar bahasa Aborigin dalam penelitian ini telah dipublikasikan dalam jurnal linguistik historis, Diachronica.

Pakar linguistik dari Universitas Sydney Barat, Robert Mailhammer, mengatakan ada sekitar 250 bahasa pribumi Australia yang dituturkan pada saat mulai berdatangannya bangsa Eropa.

"Pertanyaan yang kami ajukan adalah apakah semua bahasa itu berasal dari sumber yang sama?" tanya Mailhammer.

"Tim kami menjadi peneliti pertama yang mampu mengungkapkan hal itu berdasarkan bukti-bukti yang dikumpulkan," lanjutnya dengan bangga. 

Para pakar bahasa ini telah lama berteori bahwa bahasa-bahasa yang dituturkan masyarakat Aborigin berasal dari satu bahasa nenek moyang, yang dijuluki Proto-Australia. Kesimpulan tersebut didasarkan, salah satunya, pada bunyi dari banyak kata yang menunjukkan perbedaan dan kesamaan pengulangan sistematis.

Temuan ini menunjukkan bahasa Proto-Australia kemungkinan mulai diucapkan sekitar 12.000 tahun yang lalu. Ini menunjukan bahasa-bahasa Aborigin yang eksis pada hari ini tidak diucapkan oleh penduduk awal Australia.

"Kami menduga bahasa proto Australia menyebar dari daerah-daerah di utara [Australia] dan kemudian ke seluruh wilayah benua, baik dalam satu gelombang besar atau dua gelombang kecil," kata Dr Mailhammer.

 

Simak video pilihan berikut: 

2 dari 2 halaman

Diharapkan Bisa Terus Bertahan di Era Modern

Penelitian ini disambut baik oleh para ahli lain di bidang linguistik, termasuk Dr. Ray Kelly dari Universitas Newcastle. Dr Kelly adalah penutur bahasa Dunghutti dari wilayah Macleay Valley di utara negara bagian New South Wales. Dia mengatakan bahasa pribumi telah lama terisolasi.

"Penelitian ini menepis persepsi bahwa bahasa kami berbeda," katanya.

Dr Kelly mengatakan penelitian ini mungkin dapat membantu bahasa pribumi bertahan di tengah dunia modern, seiring dengan generasi-generasi baru secara teoritis dapat meminjam beberapa kata dari bahasa nenek moyang mereka dari dialek daerah-daerah tetangga mereka.

"Penelitian ini mengatakan kepada warga pribumi Aborigin, jika kita benar-benar berasal dari satu bahasa keluarga, maka kita berada dalam posisi yang baik karena kita memiliki bahasa tetangga yang memiliki kata yang lebih baik untuk digunakan," katanya.

"Bisakah kita saling belajar dan saling meminjam satu sama lain yang mungkin telah kita lakukan secara alami selama ribuan tahun terakhir. Bisakah kita melakukannya lagi?

"Sebagai orang pribumi, kita harus terlibat dalam analisis mendalam itu."

Proyek penelitian yang dilakukan oleh Dewan Riset Australia ini sudah rampung, untuk kemudian digunakan sebagai bahan penyusun sebuah buku yang merinci bunyi dan struktur dari bahasa Proto-Australia.

Â