Liputan6.com, Beijing - Stasiun angkasa luar China Tiangong-1 telah jatuh ke Bumi pada Senin, 2 April 2018. Menurut laporan dari pusat antariksa Tiongkok, laboratorium itu sebagian besar terbakar di atmosfer Bumi, tepatnya di atas Samudra Pasifik bagian selatan.
Tiangong-1 yang memiliki arti harfiah Istana Surgawi itu, diluncurkan ke orbit Bumi pada September 2011. Namun pada Mei 2017, Pemerintah China mengakui bahwa pihaknya telah kehilangan kontrol stasiun antariksa tersebut sejak Maret 2016.
Advertisement
Baca Juga
Dikutip dari BBC, Senin (2/4/2018), seharusnya stasiun angkasa luar sepanjang 10 meter itu keluar dari orbitnya secara terencana. Caranya dengan menggerakan laboratorium itu menuju zona terpencil di samudra terpencil Bumi.
Namun, hal tersebut tak dapat dilakukan usai China kehilangan kontrol Tiangong-1.
Sebanyak 13 badan antariksa di bawah pimpinan European Space Agency, menggunakan radar dan pengamatan optik untuk memantau jatuhnya Tiangong-1.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Â
Bukan Benda Terbesar yang Jatuh ke Bumi
Tiangong-1 merupakan salah satu obyek besar tak terkontrol yang masuk ke Bumi. Namun Jonathan McDowell dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics meyakini Tiangong menempati urutan ke-50 dari daftar benda-benda tak terkontrol yang masuk ke Bumi.
Pada September 2016, China meluncurkan Tiangong-2. Stasiun antariksa itu dikunjungi Tianzhou-1 untuk kepentingan pengisian bahan bakar pada 2017.
Stasiun angkasa luar masa depan China diperkirakan akan terdiri dari modul inti besar dan dua modul tambahan yang lebih kecil, dan akan beroperasi pada awal dekade berikutnya.
Roket baru, Long March 5, baru-baru ini diperkenalkan untuk melakukan pengangkatan objek yang diperlukan untuk menempatkan modul inti di orbit.
Advertisement