Sukses

Bunuh Pembantu Filipina, Majikan Asal Kuwait Dihukum Mati

Hakim memutuskan pasangan Lebanon dan Suriah yang menetap di Kuwait itu hukuman mati.

Liputan6.com, Kuwait City - Seorang pembantu asal Filipina tewas dibunuh oleh majikannya di Kuwait. Tubuh korban yang diidentifikasi bernama Joanna Demafelis itu disimpan dalam freezer di apartemen yang tak lagi ditinggali pasangan yang mempekerjakannya.

Jasadnya baru ditemukan pada Februari 2018 lalu. Satu tahun usai pembunuhan. Setelah interpol dikerahkan, pasangan majikan Joanna ditangkap bulan itu juga di Suriah.

Pelaku, Nader Essam Assaf diserahkan ke otoritas di Lebanon dan kini tengah dipertimbangkan untuk diekstradisi ke Kuwait. Sementara, pelaku lainnya sekaligus sang istri, Mona, ditahan di Damaskus.

Pengadilan Kuwait kemudian ketuk palu terkait pembunuhan sadis oleh pasangan suami istri itu.

Hakim memutuskan pasangan keturunan Lebanon dan Suriah yang menetap di Kuwait itu hukuman mati. Sanksi tersebut dijatuhkan in absentia. Demikian seperti dikutip dari BBC pada Senin (2/4/2018).

Dampak pembunuhan itu memicu krisis diplomatik antara Kuwait dan Filipina. Di mana negeri yang dipimpin Rodrigo Duterte itu melarang warganya untuk bekerja di sana.

Otoritas mengatakan, Filipina kini memfasilitasi pemulangan lebih dari 1.000 pekerjanya di Kuwait yang tertekan pasca-pembunuhan sadis itu. Kebanyakan dari mereka adalah pembantu rumah tangga.

Kementerian Luar Negeri Filipina mengestimasi sekitar 252 ribu wargannya tinggal dan kerja di Kuwait.

Di banyak negara-negara Teluk, para pekerja migran memiliki visa di bawah sistem sponsor yang kontroversial, yang disebut 'kafala'.

Sistem itu mengikat para pekerja, majikan Kuwait dan negara-negara Teluk memiliki hak untuk memegang paspor pembantu dan kendali penuh atas keberadaan mereka.

Pegiat HAM mengecam sistem itu karena telah membuat jutaan pekerja di negara-negara Teluk rentan terhadap eksploitasi.

 

Saksikan video soal Kuwait berikut ini:

2 dari 2 halaman

Nasib Joanna

Joanna dilaporkan menghilang sejak September 2016. Alih-alih ditemukan sehat, perempuan itu ternyata tewas. Nahasnya, jenazah pembantu asal Filipina itu ditemukan pada 6 Februari lalu setelah disimpan di freezer selama lebih dari setahun.

Mengutip VOA Indonesia, jasadnya lalu dikirim ke Manila dan disambut dengan air mata para kerabat pada 16 Februari 2018.

Pemulangan jenazah terjadi beberapa hari setelah Presiden Filipina Rodrigo Duterte melarang warga negara Filipina untuk bekerja di negara Teluk tersebut.

Saudara perempuan Joanna yang tidak bisa menahan duka, memeluk peti jenazah setelah diturunkan dari pesawat di Bandara Manila pada Jumat 23 Maret. Sementara saudara laki-lakinya, Joejet Demafelis, berusaha menghiburnya.

"Ini kehilangan besar bagi kami. Mimpi dia, kata dia kepada ibu saya, adalah dia pergi meninggalkan kami karena ingin membantu orangtua dan saudara kami yang paling muda," kata saudara laki-laki Joanna kepada para wartawan di terminal kargo bandara.

"Orang tua saya tidak bisa menerima ini. Sering kali mereka menangis," kata dia menambahkan.