Sukses

Selain Tiangong-1, 5 Objek Antariksa Ini Pernah Jatuh Bebas ke Bumi

Selain Tiangong-1, ternyata ada sejumlah stasiun angkasa luar atau satelit yang pernah jatuh bebas ke Bumi. Ini lima di antaranya...

Liputan6.com, Houston - Stasiun angkasa luar China Tiangong-1 jatuh ke Bumi pada Senin, 2 April 2018. Laboratorium itu sebagian besar terbakar di atmosfer Bumi, tepatnya di atas Samudra Pasifik bagian selatan.

Tiangong-1 diluncurkan ke orbit Bumi pada September 2011. Namun pada Mei 2017, pemerintah China mengakui bahwa pihaknya telah kehilangan kontrol stasiun antariksa tersebut sejak Maret 2016.

Tiangong-1 merupakan salah satu objek besar tak terkontrol yang masuk ke Bumi. Namun, Jonathan McDowell dari Harvard-Smithsonian Center for Astrophysics meyakini bahwa statsiun berbobot 8,5 ton itu menempati urutan ke-50 dari daftar benda-benda tak terkontrol yang masuk ke Bumi.

Dikutip dari News.com.au, Senin (2/4/2018), selain Tiangong-1, berikut sejumlah satelit atau stasiun angkasa luar yang mengalami nasib sama.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 6 halaman

1. Skylab (1979)

Skylab merupakan stasiun angkasa luar milik Amerika Serikat yang diluncurkan pada 1973 dan diawaki oleh sejumlah astronot. Tahun berikutnya, NASA meninggalkan laboratorium tersebut.

Pada 12 Juni 1979, Skylab jatuh di pesisir tenggara Australia Barat, di mana puing-puingnya tersebar di kawasan Nullarbor.

Meski tak ada yang terluka dalam peristiwa tersebut, pemerintah Australia Barat mengeluarkan denda sebesar 400 dolar Australia karena dianggap membuang "sampah" sembarangan.

Namun, NASA tak pernah membayarnya hingga pada 2009, seorang DJ radio asal California membayar denda tersebut dengan cara mengumpulkan donasi dari para pendengarnya.

 

3 dari 6 halaman

2. Columbia (2003)

Pesawat antariksa milik NASA jatuh ke Bumi pada 2003. Tragisnya, pesawat tersebut terbakar di atmosfer meski tengah membawa tujuh orang astronot di dalamnya usai menjalankan misi angkasa luar 16 hari.

Sayap kiri Columbia rusak akibat puing pada saat diluncurkan. Hal itu membuat Columbia tak dapat menahan temperatur tinggi saat masuk kembali ke Bumi.

Columbia pun pecah menjadi ribuan puing-puing yang tersebar di Amerika Serikat bagian selatan.

 

4 dari 6 halaman

3. Upper Atmosphere Research Satellite (UARS) (2011)

Pesawat ulang alik Discovery milik NASA meluncurkan satelit iklim berbobot 6,5 ton pada September 1991. Satelit tersebut pun mengorbit selama 14 tahun dan memberi wawasan soal lapisan ozon.

Satelit tersebut kemudian dinonaktifkan dan mulai masuk kembali ke atmosfer Bumi pada 24 September 2011. Peristiwa tersebut menarik banyak perhatian media, karena NASA memprediksi bahwa UARS berisiko jatuh ke daratan.

Namun, UARS pada akhirnya jatuh di bagian terpencil Samudra Pasifik.

 

5 dari 6 halaman

4. MIR (2001)

Diluncurkan pada 1986, Stasiun Angkasa Luar Mir merupakan salah satu simbol kesuksesan Uni Soviet, meski peluncurannya diwarnai sejumlah masalah teknis.

Namun, pada akhir 1990-an, stasiun angkasa luar berbobot 140 ton itu dilepasorbitkan oleh badan antariksa Rusia di atas Samudra Pasifik, antara Selandia Baru dan Chile. Puing-puingnya yang terbakar melintas di langit Fiji.

 

6 dari 6 halaman

5. Salyut 7 (1991)

Salyut 7 diluncurkan pada 1982 dan merupakan laboratorium antariksa terakhir yang diorbitkan di bawah Uni Soviet. Ketika Mir diluncurkan pada 1986, Soviet meluncurkannya ke orbit yang lebih tinggi dan meninggalkannya di sana.

Seharusnya Salyut 7 bisa mengorbit hingga tahun 1994. Namun, daya tarik atmosfer Bumi menyeret stasiun antariksa itu pada 1991.

Objek berbobot 40 ton itu pecah berkeping-keping saat masuk ke atmosfer Bumi dan puing-puing yang selamat tersebar di seluruh Argentina.