Liputan6.com, Kuala Lumpur - Jelang pemilu, Perdana Menteri Najib Razak menaikkan gaji pegawai negeri sipil (PNS) Malaysia. Ia menyatakan dana yang dialokasikan mencapai 1,46 miliar ringgit.
"Pemerintah setuju menaikkan gaji setara dengan jumlah gaji satu tahun bagi 1,6 juta PNS... dengan tambahan 1,46 miliar mulai 1 Juli," ujar PM Najib dalam pertemuannya dengan para PNS di Putrajaya seperti dikutip dari straitstimes.com, Kamis (5/4/2018).
Sebelumnya, tepatnya pada Oktober 2017, PM Najib telah menjanjikan pembayaran uang tunai senilai 1.500 ringgit bagi para PNS dan 750 ringgit bagi pensiunan PNS. Ini bagian dari anggaran tahun 2018.
Advertisement
Baca Juga
Tahun 2012 atau jelang pemilu pada Mei 2013, PNS Malaysia juga mengalami kenaikan gaji.
PNS dinilai menjadi "lumbung suara" bagi pemerintahan koalisi yang berkuasa. Sebanyak 1,6 juta PNS Malaysia, kebanyakan adalah etnis Melayu yang secara "tradisional" merupakan pendukung koalisi Barisan Nasional yang berkuasa.
Namun, meningkatnya biaya hidup telah menjadi perhatian di kalangan PNS. Sejumlah pejabat dari partai yang berkuasa mengingatkan bahwa mereka bisa melawan jika isu ini tidak ditangani.
Â
Saksikan video pilihan berikut:
Pemilu yang sulit bagi Najib?
PM Najib dinilai perlu mengonsolidasikan dukungan bagi koalisinya. Ini tak lepas dari turunnya sang mentor yang sekaligus merupakan pendahulunya, Mahathir Mohamad, ke arena pemilu.
Mahathir yang merupakan PM ke-4 Malaysia memimpin dari 16 Juli 1981 hingga 31 Oktober 2003. Di bawah pemerintahannya, Malaysia mengalami modernisasi yang pesat.
Kesulitan PM Najib dalam menghadapi pemilu kali ini juga akan diperburuk dengan terseretnya ia dalam skandal 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
1MDB adalah lembaga investasi yang didirikan Pemerintah Negeri Jiran untuk memberikan manfaat pada rakyatnya. Gagasannya, 1MDB akan berinvestasi dalam sejumlah proyek di seluruh dunia, kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada rakyat Malaysia.
Namun, dalam praktiknya, organisasi ini dituduh telah menyedot dana negara ke rekening pribadi PM Najib dan orang-orang dekatnya.
Kini, Amerika Serikat dan sejumlah negara lainnya tengah menyelidiki dugaan penggelapan dan pencucian uang lintas batas terkait 1MDB.
Departemen Kehakiman AS mengatakan, setidaknya US$ 4,5 miliar telah dicuri dari 1MDB, dan dana sebesar US$ 1,7 miliar telah digunakan untuk membeli aset di Negeri Paman Sam -- hal ini berpotensi menjadi penyitaan aset terbesar yang pernah ada.
PM Najib sendiri telah membantah keterlibatannya dalam skandal tersebut, meski kritik terhadap dirinya meluas.
Advertisement