Liputan6.com, Manila - Selama enam bulan ke depan, Pulau Boracay di Filipina akan ditutup bagi wisatawan. Langkah tersebut diambil menyusul terjadinya kerusakan pantai di pulau yang menjadi destinasi wisata terkenal dunia itu.
Seperti dikutip dari BBC, Kamis (5/4/2018), seorang Juru Bicara Presiden Rodrigo Duterte mengatakan, penutupan Pulau Boracay akan dimulai pada 26 April 2018.
Baca Juga
Sebelumnya, tepatnya pada awal tahun ini, Rodrigo Duterte mengatakan bahwa Pulau Boracay telah berubah menjadi "tempat yang menjijikkan". Orang nomor satu di Filipina itu pun mengancam akan menutupnya.
Advertisement
Pulau yang terkenal dengan pantai pasir putihnya itu telah menarik hampir 2 juta pengunjung pada 2017. Keputusan untuk menutup Boracay pun telah memicu kekhawatiran bagi ribuan orang yang bekerja di sektor pariwisata di pulau itu.
Boracay merupakan rumah bagi sekitar 500 bisnis yang terkait pariwisata, dengan pendapatan tahunan mencapai US$ 1,07 miliar pada 2017. Namun, pemerintah menegaskan bahwa perusahaan yang terkena dampak akan mendapat bantuan keuangan.
Tidak dijelaskan bagaimana penutupan akan dilakukan. Sebelumnya, Departemen Perdagangan dan Industri telah mengusulkan agar penutupan berlangsung secara bertahap karena penutupan total dikhawatirkan akan merugikan sektor bisnis dan mata pencaharian warga.
Â
Saksikan video pilihan berikut:
Kerusakan yang Mengancam Kesehatan
Kerusakan di Boracay, destinasi wisata yang belakangan dijuluki sebagai "kolam penampungan limbah" juga berimbas pada isu kesehatan lingkungan.
Otoritas terkait sebelumnya telah memperingatkan para pelaku bisnis agar tidak membuang limbah ke perairan sekitar. Namun, praktik ini terus terjadi.
Peringatan serupa diungkapkan Presiden Rodrigo Duterte. Ia mengecam hotel, restoran, dan bisnis pariwisata lainnya yang menurutnya membuang limbah langsung ke laut.
"Saya akan menghukum Anda karena kelalaian yang serius, membuat Boracay menjadi empang atau kolam air kotor," tegas Duterte saat itu.
Sang Presiden menambahkan, "Kalian bersihkan atau saya akan menutupnya secara permanen. Akan ada waktu di mana orang asing tidak lagi akan pergi ke sana."
Advertisement