Sukses

Astronom Memburu 'Sosok' 72 Kilatan Cahaya di Angkasa Luar

Tim astronom dari Southampton, Inggris, sedang mencari tahu mengenai kilatan cahaya di angkasa luar.

Liputan6.com, Southampton - Sebuah tim astronom menemukan 72 kilatan cahaya terang dalam jarak empat miliar tahun cahaya di angkasa luar. Mereka masih belum megetahui materi tersebut dan sedang menelitinya.

Miika Pursiainen dari University of Southampton, Inggris, mempresentasikan temuan baru yang diberi nama Dark Energy Survey Supernova Program (DES-SN) pada hari Selasa, 3 April 2018, di European Week of Astronomy and Space Science.

Tim astronom tengah mengumpulkan data agar lebih memahami energi gelap dan perannya dalam perluasan alam semesta.

Dengan menggunakan kamera besar yang disematkan pada teleskop berukuran 4 meter milik Cerro Tololo Inter-American Observatory di Andes, Chili, ia dan timnya mencari ledakan supernova yang bersinar cerah bak galaksi.

Namun di tengah upaya pencarian itu, mereka malah menemukan 72 kilatan cahaya.

Gambar dari salah satu peristiwa transien, dari 8 hari sebelum kecerahan maksimum hingga 18 hari sesudahnya. Ledakan ini terjadi pada jarak 4 miliar tahun cahaya. (Miika Pursiainen/University of Southampton)

Partikel-partikel di atas difoto selama 26 hari.

Kejadiannya mirip dengan supernova dalam hal kecerahan, juga kilatan tersebut tampak meluas dan mendingin seiring waktu. Tetapi supernova biasanya berlangsung selama beberapa bulan atau lebih, kata tim astronom.

Kilatan itu bersifat panas -- antara 10.000 dan 30.000 derajat Celsius -- dan memiliki luas ledakan sekitar 300 juta kilometer. Namun, ada juga yang mencapai hingga 15 miliar kilometer.

Satu penjelasan pasti yakni tim astronom tidak benar-benar melihat kilatan itu meledak. Sebaliknya, karena semakin panas, benda angkasa luar tersebut memuntahkan material yang dikandungnya.

"Survei DES-SN berguna untuk membantu kami memahami energi gelap, meski sepenuhnya tidak dapat dijelaskan. Survei juga mengungkapkan banyak transien yang masih menyimpan misteri," kata Pursiainen, dikutip dari News.com.au, Jumat (6/4/2018).

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Bocah SD China Penemu Supernova Termuda di Dunia

Tiga tahun lalu, seorang murid sekolah dasar di China menghebohkan kalangan astronom dengan penemuannya.

Bocah berusia 10 tahun bernama Liao Jiaming itu tak menduga menemukan supernova atau ledakan dari suatu bintang di galaksi yang memancarkan energi lebih banyak daripada nova (ledakan nuklir) melalui foto yang ia lihat.

Penemuannya itu sekaligus menjadikan Liao sebagai astronom amatir dan penemu supernova termuda di dalam sejarah Tiongkok.

Dilansir dari china.org, siswa SD di Hefei, Provinsi Anhui itu menemukan cahaya terang yang tak biasa ketika sedang memperhatikan sejumlah foto hitam putih jagat raya dalam sebuah proyek daring (dalam jaringan/online).

Foto-foto jagat raya itu diambil oleh Stasiun Pengamat Jagat Raya Xingming di Xinjiang. Meski sudah dilihat oleh sejumlah astronom amatir, tapi tak seorang pun menemukan supernova baru itu. Sementara pendiri Xinming Observatory, Gao Xing mengatakan jika supernova tersebut berada pada jarak 220 juta tahun cahaya dari bumi.

Liao sendiri telah mengamati lebih dari 8.000 foto setiap malam, sejak bergabung dengan Xingming Observatory di daerah Xinjiang Uighur pada musim panas lalu.

"Aku ingin menemukan bintang yang dinamai nama saya. Aku suka mengamati langit berbintang, tapi tidak bisa melihatnya sewaktu malam di kota. Aku suka melihat foto-foto jagat raya," kata Liao.

Liao mengaku penemuan itu membuatnya lebih percaya diri, untuk menemukan fenomena-fenomena alam lainnya. "Penemuan ini memberikanku kepercayaan diri lebih. Aku berharap menemukan lebih banyak supernova," ujarnya.