Liputan6.com, Jenewa - Meski wabah penyakit menular telah menjadi perhatian dunia -- khususnya untuk negara-negara di Eropa -- sejak pertengahan Abad ke-19, namun pertemuan multi negara untuk membahas isu ini, baru terlaksana pada 1851.
Konvensi pertama tentang karantina penyakit tersebut diikuti 12 pemerintahan di Eropa dan Amerika Utara, namun hanya diratifikasi oleh tiga negara. Demikian Today in History, sebagaimana dikutip dari Nations Encyclopedia pada Jumat (6/4/2018).
Selanjutnya pada awal Abad ke-20, tepatnya tahun 1902, sebuah lembaga kesehatan regional dengan nama Biro Sanitasi Internasional, resmi didirikan oleh sekumpulan negara republik di benua Amerika. Namun pada 1923, nama lembaga tersebut kemudian diubah menjadi Biro Sanitasi Pan Amerika, dan hanya mampu bertahan tidak lebih dari satu dekade.
Advertisement
Meski berusia singkat, namun kehadiran Biro Sanitasi Pan Amerika disebut banyak menginspirasi gagasan untuk membentuk WHO di era modern.
Baca Juga
Presiden Prancis kala itu, Émile Loubet, menyindir Eropa kalah tertinggal dengan dunia baru -- sebutan untuk negara-negara bekas koloni di benua Amerika -- yang disebutnya telah jauh lebih baik dalam memikirkan isu kesehatan publik.
Sedikit kilas balik, gagasan mengenai lembaga internasional yang bersifat permanen untuk isu kesehatan, pertama kali dibahas dalam sebuah konferensi pada 1874. Akan tetapi baru pada tahun 1903, pembentukan lembaga seperti itu, yang menjadi cikal bakal WHO, direkomendasikan.
Pada saat itu, penemuan ilmiah mengenai sebab dan penyembuhan penyakit kolera, wabah pes, dan demam kuning telah diterima secara umum.
Lembaga tersebut, yang dikenal sebagai Office International d'Hygiène Publique (OIHP), dibentuk pada bulan Desember 1907, melalui sebuah kesepakatan yang ditandatangani oleh 12 negara dari Eropa dan benua Amerika.
Hingga tahun 1914, lembaga yang berkedudukan di Paris itu telah memiliki hampir 60 anggota, yang terdiri dari negara merdeka dan beberapa koloni.
Kelak, sebagian besar dari anggota lembaga tersebut, menjadi bagian dari 26 negara yang turut meratifikasi pendirian WHO di Swiss.
Simak video pilihan berikut:
Pandemik Pasca-Perang Dunia I Membawa Malapetaka
Perang Dunia I meninggalkan pandemik yang membawa malapetaka. Gelombang wabah influenza pada medio 1918-19, diperkirakan telah menewaskan 15 hingga 20 juta orang.
Sementara itu pada 1919, hampir 250.000 kasus tifus dilaporkan terjadi di Polandia, dan lebih dari 1,6 juta lainnya merebak Uni Soviet.
Bencana kesehatan lain juga membuat kerja OIHP kian berat, hingga kemudian menyadari bahwa mereka tidak bisa memikul hal tersebut seorang diri.
Adapun pada 1920, sebuah rencana untuk membentuk organisasi kesehatan internasional yang bersifat permanen, dan berada di bawah naungan Liga Bangsa-Bangsa (LBB), mendapat perhatian luas di tingkat global, termasuk oleh OHIP.
Namun, karena Amerika Serikat tidak mengakui adanya cikal bakal PBB tersebut, maka partisipasi OHIP pun terkendala, karena organisasi kesehatan permanen itu mensyaratkan anggotanya berasal dari pendukung LBB.
Tidak habis akal, OHIP pun mengajukan bentuk relasi formal dengan LBB, yang disetujui dan berjalan hingga masa meletusnya Perang Dunia II.
Perhatian utama OIHP dalam kerja sama ini, berlanjut menjadi 'petugas' yang mengurusi pengawasan dan peningkatan langkah-langkah karantina penyakit di tingkat global, seperti contoh cacar dan tifus, yang mewabah luas di wilayah Eropa Barat, Mediterania, dan sebagian utara Amerika.
Advertisement
Lembaga Kesehatan Permanen Resmi Berdiri
Sebagian besar pekerjaan yang dilakukan oleh OIHP dan unit kesehatan LBB, terpotong oleh Perang Dunia II.
Ketakutan akan epidemi pascaperang baru mendorong Sekutu untuk menyusun rencana aksi. Dalam pertemuan pertamanya pada 1943, United Nations Relief and Rehabilitation Administration (UNRRA) yang baru dibuat, menempatkan pekerjaan kesehatan di antara ‘tanggung jawab utama dan mendasar.’
Sementara itu, pada 1946, Dewan Ekonomi dan Sosial PBB memutuskan untuk mengadakan konferensi internasional, mempertimbangkan pembentukan satu organisasi kesehatan PBB.
Konferensi ini bertemu di New York, dan pada 22 Juli di tahun yang sama, mengadopsi konstitusi untuk pendirian Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang akan meneruskan fungsi yang sebelumnya dilakukan oleh kerjasama OHIP dan LBB.
WHO tidak benar-benar hadir hingga 7 April 1948, ketika konstitusinya diratifikasi oleh 26 negara anggota PBB yang disyaratkan.
Di saat bersamaan, UNRRA dibubarkan, dan menyerahkan wwwenang tugasnya ke Komisi Interim WHO, yang kemudian diikuti oleh pembahasan dasar lembaga pada Juni 1948.
Adapun pemilihan Swiss sebagai basis WHO, dikarenakan dua hal, yakni peran netralnya pada Perang Dunia I dan II, serta menjadi lokasi asal berdirinya Palang Merah Internasional duet Henry Dunant dan Gustave Moynier pada 1863.