Liputan6.com, Moskow: Sebuah kapal pesiar "Bulgaria" yang membawa 188 penumpang tenggelam di Sungai Volga, Rusia, Ahad (10/7). Seorang perempuan tewas dan sebanyak 102 orang lagi hilang.
Juru Bicara Kementerian Situasi Darurat Irina Andrianova mengatakan kepada Itar-Tass keterangan paling akhir memperlihatkan 85 orang telah diselamatkan hingga pukul 21.00 waktu setempat (Senin, 00.00 WIB), dua di antara mereka dirawat di rumah sakit.
Kapal "Bulgaria" tersebut tenggelam sekitar pukul 13.58 waktu Moskow (16.58 WIB) di dekat desa Syukeyevo, Kansko-Ustinovsky, Republik Tatarstan, Rusia.
Semua penyintas diselamatkan oleh satu kapal yang sedang lewat "Arabella", kata juru bicara itu sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Andrianova mengkonfirmasi terdapat 148 penumpang, 22 anggota awak, dan 16 staf lain di kapal pesiar dua dek tersebut. Dua orang lagi dikeluarkan dari kapal itu tanpa sepengetahuan perusahaan pariwisata.
Andrianova menambahkan penyebab tenggelamnya kapal itu belum diketahui.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Situasi Darurat regional mengatakan sebanyak 173 orang di kapal tersebut, 167 di antara mereka telah diselamatkan, tapi belakangan ia mengatakan ia telah keliru dan sebanyak 80 orang selamat.
Kementerian itu menambahkan kapal tersebut sedang dalam pelayaran menuju ibu kota regional, Kazan, dan tenggalam sekitar tiga kilometer dari pantai di air sedalam 20 meter.
Satu jet Ilyushin Il-76 yang membawa 16 penyelam, 33 petugas pertolongan dan satu tim ahli ilmu jiwa ke Kazan telah dikirim ke wilayah tersebut, kata kementerian itu.
Sebelumnya, kementerian tersebut menyatakan lebih dari 80 pekerja pertolongan dan satu helikopter Mi-8 telah dikerahkan ke wilayah itu.
Kantor pers Kremlin menyatakan Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah mengadakan pembicaraan telepon dengan menteri Situasi Darurat setelah kecelakaan tersebut dan memerintahkan penyelidikan dilakukan mengenai kecelakaan itu.
Presiden Rusia tersebut juga memerintahkan pemimpin Tatastan, Rustam Minnikhanov, agar memberi bantuan kepada penyintas serta korban dan keluarga mereka.
Menurut laporan media setempat, tiga faktor mungkin telah menjadi penyebab kecelakaan itu, termasuk pelanggaran operasi kapal, kelebihan penumpang, dan usia kapal.
Kapal "Bulgaria", yang dibuat pada 1955, milik perusahaan pariwisata setempat, Agrorechtur. Jejaring perusahaan tersebut menyatakan kapal itu dirancang untuk membawa 140 penumpang.(ANT/MEL)
Juru Bicara Kementerian Situasi Darurat Irina Andrianova mengatakan kepada Itar-Tass keterangan paling akhir memperlihatkan 85 orang telah diselamatkan hingga pukul 21.00 waktu setempat (Senin, 00.00 WIB), dua di antara mereka dirawat di rumah sakit.
Kapal "Bulgaria" tersebut tenggelam sekitar pukul 13.58 waktu Moskow (16.58 WIB) di dekat desa Syukeyevo, Kansko-Ustinovsky, Republik Tatarstan, Rusia.
Semua penyintas diselamatkan oleh satu kapal yang sedang lewat "Arabella", kata juru bicara itu sebagaimana dilaporkan Xinhua.
Andrianova mengkonfirmasi terdapat 148 penumpang, 22 anggota awak, dan 16 staf lain di kapal pesiar dua dek tersebut. Dua orang lagi dikeluarkan dari kapal itu tanpa sepengetahuan perusahaan pariwisata.
Andrianova menambahkan penyebab tenggelamnya kapal itu belum diketahui.
Sebelumnya, juru bicara Kementerian Situasi Darurat regional mengatakan sebanyak 173 orang di kapal tersebut, 167 di antara mereka telah diselamatkan, tapi belakangan ia mengatakan ia telah keliru dan sebanyak 80 orang selamat.
Kementerian itu menambahkan kapal tersebut sedang dalam pelayaran menuju ibu kota regional, Kazan, dan tenggalam sekitar tiga kilometer dari pantai di air sedalam 20 meter.
Satu jet Ilyushin Il-76 yang membawa 16 penyelam, 33 petugas pertolongan dan satu tim ahli ilmu jiwa ke Kazan telah dikirim ke wilayah tersebut, kata kementerian itu.
Sebelumnya, kementerian tersebut menyatakan lebih dari 80 pekerja pertolongan dan satu helikopter Mi-8 telah dikerahkan ke wilayah itu.
Kantor pers Kremlin menyatakan Presiden Rusia Dmitry Medvedev telah mengadakan pembicaraan telepon dengan menteri Situasi Darurat setelah kecelakaan tersebut dan memerintahkan penyelidikan dilakukan mengenai kecelakaan itu.
Presiden Rusia tersebut juga memerintahkan pemimpin Tatastan, Rustam Minnikhanov, agar memberi bantuan kepada penyintas serta korban dan keluarga mereka.
Menurut laporan media setempat, tiga faktor mungkin telah menjadi penyebab kecelakaan itu, termasuk pelanggaran operasi kapal, kelebihan penumpang, dan usia kapal.
Kapal "Bulgaria", yang dibuat pada 1955, milik perusahaan pariwisata setempat, Agrorechtur. Jejaring perusahaan tersebut menyatakan kapal itu dirancang untuk membawa 140 penumpang.(ANT/MEL)