Sukses

Kim Jong-un Disebut Siap Membahas Denuklirisasi dengan Donald Trump

Pemerintahan Presiden Donald Trump mengklaim Korea Utara telah setuju untuk membahas isu denuklirisasi.

Liputan6.com, Pyongyang - Pihak Gedung Putih telah mengkonfirmasi bahwa Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un, bersedia berbicara dengan Presiden Donald Trump, tentang isu denuklirisasi.

Pernyataan Gedung Putih tersebut sekaligus membuktikan klaim Korea Selatan, yang dalam pertemuan bersejarahnya dengan Korea Utara, mengatakan negara paling menutup diri itu menunjukkan sinyal positif terhadap kemungkinan penghentian program nuklirnya.

Seperti dikutip dari Time.com pada Senin (9/4/2018), publik telah lama bertanya-tanya, apakah Korea Utara bersedia mempertimbangkan penghentian program nuklirnya, ketika Kim Jong-un mengirim undangan pertemuan dengan Amerika Serikat (AS), yang disampaikan melalui utusan Korea Selatan.

Menurut salah seorang pejabat Gedung Putih yang tidak ingin disebutkan namanya, belum ada kejelasan pasti mengenai tanggal pertemuan bersejarah tersebut, kecuali kemungkinan besar bahwa hal itu akan dilakukan secara tertutup.

Stasiun televisi CNN melaporkan pada Sabtu, 7 April 2018, bahwa AS dan Korea Utara telah mengadakan pembicaraan rahasia untuk mempersiapkan KTT.

Pembahasan awal tersebut telah dipimpin oleh Mike Pompeo, mantan Direktur Badan Intelijen Pusat, yang baru saja ditunjuk Presiden Donald Trump menempati posisi Menteri Luar Negeri.

Pelantikan Pompeo pada 12 April mendatang secara resmi menggantikan mantan pengisi jabatan sebelumnya, Rex Tillerson, yang dipecat oleh Presiden Trump karena dinilai tidak tegas mengurusi hubungan diplomatik dengan China dan Korea Utara.

 

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Perwakilan AS dan Korea Utara Diisukan Telah Bertemu Beberapa Kali

Sementara itu, muncul kabar bahwa pejabat intelijen AS dan Korea Utara telah berbicara lebih dari sekali untuk membahas pertemuan puncak kedua negara.

Bahkan, ditambahkan dari laporan CNN, kedua negara sempat melakukan pertemuan di negara ketiga, yang diduga mengambil lokasi antara di Korea Selatan atau Filipina.  

Ada beberapa kecurigaan bahwa pertemuan itu mungkin tidak terjadi, karena Korea Utara masih belum secara terbuka mengumumkan tawaran Kim untuk bertemu Trump.

Pertanyaan besar adalah apakah Kim bersedia membicarakan masalah yang paling penting bagi Washington: membongkar program nuklirnya.

Korea Selatan telah menyatakan bahwa Kim bersedia melakukannya dan juga telah berjanji untuk menangguhkan uji coba nuklir dan rudal.

Beberapa media massa juga melaporkan bahwa Korea Utara ingin mengadakan pertemuan dengan AS di ibu kotanya, Pyongyang.

Disebutlah pula bahwa persiapan sedang berlangsung untuk kemungkinan pertemuan antara Pompeo dan Kepala Biro Pengintaian Umum, badan intelijen Korea Utara. Pertemuan kemungkinan dilakukan pada akhir pekan ini.