Sukses

Donald Trump Kecam Suriah atas Dugaan Penggunaan Senjata Kimia

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya, Rusia dan Iran, atas dugaan penggunaan senjata kimia dalam serangan di Douma, Suriah.

Liputan6.com, Washington, DC - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengecam Presiden Suriah Bashar al-Assad dan sekutunya, Rusia dan Iran, atas dugaan penggunaan senjata kimia dalam serangan di Douma, Suriah.

Dikutip dari BBC, Senin (9/4/2018), sejumlah sumber medis mengatakan, puluhan orang tewas dalam serangan di Douma, kota yang dikuasai pemberontak, pada Sabtu, 7 April 2018.

Dewan Keamanan PBB diperkirakan akan membahas krisis tersebut pada Senin.

Baik Suriah maupun Rusia, menyangkal bahwa pihaknya menggunakan senjata kimia dalam serangan tersebut. Mereka juga menyebut bahwa pihaknya telah mencapai kesepakatan evakuasi dengan para pemberontak.

Kemarahan atas dugaan penggunaan senjata kimia telah meluas. Bahkan, Paus Fransiskus pun turut mengutuk tindakan itu.

"Tidak ada, tidak ada yang bisa membenarkan penggunaan alat pemusnah semacam itu terhadap warga sipil yang tak berdaya," ujar Paus Fransiskus.

Sementara itu Uni Eropa menyerukan respons segera dari komunitas internasional atas apa yang terjadi di Suriah.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

2 dari 3 halaman

Lewat Twitter, Trump Kecam Presiden Suriah

Dalam cuitannya di Twitter, Trump mendeksripsikan Presiden Assad sebagai "binatang".

"Banyak korban tewas, termasuk perempuan dan anak-anak, dalm serangan KIMIA gila di Suriah. Wilayah kekejaman terisolasi dan dikelilingi Tentara Suriah, membuatnya benar-benar tak dapat diakses ke dunia luar. Presiden Putin, Rusia dan Iran bertanggung jawab untuk mendukung Assad binatang..."

"Harga besar harus dibayar. Buka wilayah itu dengan segera untuk bantuan medis dan verifikasi. Bencana kemanusiaan lain tanpa alasan apapun. GILA!," tulis Trump dalam Twitter-nya.

 

3 dari 3 halaman

Dugaan Penggunaan Senjata Kimia

Dalam sebuah video yang direkam oleh petugas penyelamat White Helmets, memperlihatkan sejumlah pria, wanita, dan anak-anak terbaring tak bernyawa di dalam rumah. Banyak dari mereka yang mengeluarkan busa dari mulutnya.

Dalam rekaman lain terlihat anak-anak yang menangis saat mereka dirawat di unit medis darurat.

Namun, belum memungkinkan untuk memverifikasi secara independen apa yang sebenarnya terjadi atau jumlah korban tewas dalam peristiwa itu.

Union of Medical Care and Relief Organizations yang menjalankan fasilitas medis di Ghouta Timur, mengatakan bahwa jumlah korban tewas yang telah dikonfirmasi sebanyak 70 orang.

Sementara itu menurut Syrian American Medical Society, setidaknya 48 orang tewas dalam serangan tersebut.