Sukses

Proyeksi Kekuatan di Timur Tengah, Inggris Buka Pangkalan Militer di Bahrain

Inggris telah membuka pangkalan militer Angkatan Laut permanen di Bahrain pekan lalu.

Liputan6.com, Manama - Inggris telah membuka pangkalan militer permanen di Bahrain, dalam upaya untuk memproyeksikan kekuatan dan perannya sebagai 'pemain utama' di Timur Tengah.

United Kingdom Naval Support Facility di Mina Salman itu secara resmi dibuka oleh Pangeran Andrew dari Kerajaan Inggris dan Putra Mahkota Bahrain Pangeran Salman Bin Hamad Al Khalifa pada Kamis, 5 April 2018. Demikian seperti dilansir The Independent pada Jumat, 6 April 2018.

Pejabat tinggi yang turut hadir termasuk Jenderal Sir Chris Deverell, Komandan UK Joint Forces Command.

Fasilitas senilai 40 juta pound sterling yang dikelola oleh sekitar 500 tentara dan pelaut Angkatan Bersenjata Inggris itu akan mendukung operasi kapal-kapal perang besar Britania di Teluk Persia.

Melalui sebuah pernyataan tertulis, Menteri Pertahanan Inggris Gavin Williamson mengatakan, "Kehadiran kami di Bahrain akan memainkan peranan penting dalam menjaga keamanan Inggris serta mendukung keamanan di Teluk."

"Fasilitas baru itu akan membantu Inggris mengatasi ancaman yang terus tumbuh di negara kami dan di mana pun mereka berada, demi melindungi cara hidup kami," lanjut Menhan Williamson.

Pangkalan itu berisi sejumlah fasilitas lengkap, termasuk kantor berita militer Inggris untuk kawasan Timur Tengah, British Forces Broadcasting Service Middle East.

"Tujuan kami berada di sini (Bahrain) adalah untuk meningkatkan dan memastikan keamanan maritim di kawasan, menjaga ketertiban di laut lepas, melawan pembajakan, melawan terorisme, dan memastikan semua aman untuk keberlangsungan perdagangan bebas," kata Komodor AL Inggris, Steve Dainton.

 

Saksikan juga video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Kawasan Penting

Kesepakatan untuk membuka pangkalan tersebut telah diumumkan pada tahun 2014. Menteri Luar Negeri Inggris yang kala itu menjabat, Philip Hammond, menjelaskan pangkalan militer tersebut sebagai "momen penting dalam komitmen Inggris untuk wilayah tersebut".

Armada Kelima Angkatan Laut AS (US Navy Fifth Fleet) juga bermarkas di Bahrain di bekas situs asli pangkalan kapal perang Inggris HMS Juffair, yang didirikan pada tahun 1953.

Sudah 47 tahun sejak Inggris meninggalkan markas HMS Juffair asli di Bahrain menyusul deklarasi kemerdekaan negara itu.

Wilayah perairan di Bahrain menjadi panggung proyeksi kekuatan dan persinggungan militer antara Amerika Serikat Cs dengan Iran, serta rute pelayaran penting bagi berbagai negara.

Tahun lalu, komandan Angkatan Laut AS menuduh Iran mengancam keselamatan kapal perang Negeri Paman yang melewati Selat Hormuz dan memperingatkan kemungkinan bentrokan bersenjata. Iran membantah tuduhan itu.

Teluk tersebut juga merupakan rute perdagangan utama bagi kapal tanker minyak.