Liputan6.com, Tokyo - Selama beberapa dekade musim dingin, Kera Jepang atau "monyet salju" kerap muncul di sejumlah mata air panas buatan manusia. Primata tersebut beramai-ramai mandi dan berendam dalam waktu yang cukup lama, dua hingga tiga jam.
Atas dasar itulah, para peneliti giat melakukan riset dan sekarang, mereka telah menemukan alasan ilmiah di balik tingkah laku monyet salju.
Hasilnya: monyet-monyet itu kedinginan. Namun, di samping menghangatkan diri, ilmuwan juga menemukan bukti lain. Memanjakan diri di pemandian air panas ternyata efektif menurunkan tingkat stres biologis monyet.
Advertisement
"Selayaknya manusia, monyet-monyet itu tahu bahwa dengan berendam di air panas, tingkat kejenuhan mereka berkurang," jelas penulis utama studi tersebut, Rafaela Takeshita, dari Kyoto University di Jepang.
"Kebiasaan unik ini menggambarkan fleksibilitas perilaku dapat membantu mengatasi stres pada iklim yang dingin," imbuhnya, seperti dikutip dari Live Science, Senin (9/4/2018).
Kera Jepang (Macaca fuscata) adalah hewan hewan siang (diurnal) yang hidup di hutan subtropis, hutan subelfin, hutan musim, dan hutan selalu hijau yang berada di bawah ketinggian 1.500 meter.
Selain manusia, Kera Jepang adalah primata satu-satunya yang hidup di belahan bumi paling utara. Mereka beradaptasi untuk hidup di udara dingin, karena itulah bulu mereka tumbuh lebih tebal dan lebih panjang.
Perilaku unik Kera Jepang -- yang mandi di pemandian air panas -- pertama kali diketahui pada 1963.
Kala itu, seekor betina yang hidup di Jigokudani Monkey Park, Nagano, Jepang, terlihat sedang berendam di sebuah pemandian air panas luar ruangan (outdoor) milik sebuah hotel di dekat taman tersebut. Monyet-monyet lain segera menirunya, kata para peneliti.
Mengetahui fenomena ini, manajemen taman membangun sumber air panas baru khusus untuk monyet. Pada tahun 2003, sekitar sepertiga dari Kera Jepang yang tinggal di sana secara teratur mandi di mata air panas tersebut, terlebih saat memasuki musim dingin.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Monyet Betina Habiskan Waktu Mandi yang Lama
Tampaknya, kera Jepang berendam di air panas agar menjaga tubuhnya tetap hangat, tetapi para ilmuwan tidak memiliki data fisiologis untuk mendukung hipotesis ini.
Dalam studi baru, periset mengumpulkan data dari 12 monyet betina dewasa di Jigokudani Monkey Park, antara April dan Juni, kemudian Oktober hingga Desember.
Mereka meneliti berapa lama waktu yang dihabiskan monyet-monyet terseebut untuk berendam. Peneliti juga menganalisis sampel feses untuk mengetahui fecal glucocorticoid, suatu metabolit yang terkait dengan tingkat stres biologis pada monyet.
Mereka menemukan bahwa monyet salju betina lebih sering berendam pada musim dingin ketimbang musim semi. Selain itu, selama musim dingin, monyet memiliki tingkat fecal glucocorticoid lebih rendah apabila mereka mandi air panas selama berminggu-minggu.
Para peneliti juga mengungkapkan, betina lebih cenderung menghabiskan waktu paling lama untuk berendam. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pemandian air panas merupakan 'tradisi oportunistik' -- atau pengebalan tubuh dari dinginnya cuaca -- yang memberikan manfaat fisiologis bagi monyet.
Para peneliti sekarang sedang mempelajari sampel darah atau air liur kera Jepang untuk melihat adanya perubahan jangka pendek lain, terkait dengan mandi di air panas.
Studi ini telah diterbitkan dalam jurnal Primate pada Selasa, 3 April 2018.
Advertisement