Sukses

Mossad dan CIA Dituding Dalangi Bom Mumbai

Asif Mohd Khan, salah seorang pemimpin India, mencurigai serangkaian ledakan di Mumbai yang menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 100 adalah karya Mossad dan Badan Intelijen Amerika Serikat atau CIA.

Liputan6.com, New Delhi: Asif Mohd Khan, salah seorang pemimpin India, mencurigai serangkaian ledakan di Mumbai yang menewaskan 20 orang dan melukai lebih dari 100 adalah karya Mossad dan Badan Intelijen Amerika Serikat atau CIA.

Hal itu diungkapkan Asif dalam sebuah wawancara eksklusif dengan IRNA. "Kaitan badan-badan intelijen Israel dan Amerika tak dapat dikesampingkan dalam serangan bom terkoordinasi di tiga lokasi berbeda pada Rabu (13/7) malam di ibu kota bisnis India, Mumbai," ucap Asif dari Majelis New Delhi [baca: Tiga Ledakan Mengguncang, Puluhan Tewas].

Sementara menjelaskan kecurigaannya, anggota parlemen India itu berpendapat bahwa Mossad dan CIA ingin menggagalkan proses dialog yang sedang berlangsung antara India dan Pakistan. Apalagi, perundingan itu terhenti setelah serangan Mumbai 2008 yang menewaskan 166 orang oleh 10 orang bersenjata.

"Mereka (CIA-Mossad) ingin mengguncang kawasan ini dengan menyetir India dan Pakistan agar berperang satu sama lain. Entah bagaimana mereka telah berhasil membuat Pakistan tidak stabil dan sekarang ingin menciptakan ketidakstabilan di India juga," kata Asif mencatat.

Dengan demikian, imbuh Asif, CIA dan Mossad ingin menyeret India lebih jauh ke dalam pelukan mematikan imperialisme mereka.

Sementara itu, para pemimpin India mengecam bahwa serangan-serangan itu tidak manusiawi. Namun, mereka berharap serangkaian ledakan bom Mumbai tidak akan berdampak pada perundingan perdamaian dengan Pakistan yang dijadwalkan pada akhir bulan ini.

Mengekspresikan kesedihan atas insiden tersebut dan menyatakan belasungkawa kepada keluarga korban, Asif mendesak pemerintah untuk melakukan penyelidikan tingkat tinggi ke dalam ledakan itu untuk membawa pelakunya ke pengadilan.

Dia juga mendesak negara-negara cinta damai tidak hanya mengutuk tindakan yang tak manusiawi itu dalam kata-kata sederhana, tapi bersikap untuk bertarung secara kolektif melawan ancaman dan kebijakan hegemonik AS dan Israel. Apalagi, menurut Asif, hal itu menimbulkan ancaman bagi stabilitas kawasan pada khususnya dan seluruh dunia pada umumnya.(ANS/Ant)