Liputan6.com, Bangkok - Kepolisian Thailand menembak mati dua orang, yang sebelumnya melakukan serangan terhadap pos polisi di Provinsi Pattani.
Dua orang itu diduga kuat sebagai bagian dari kelompok pemberontak muslim, yang menjadi target perlawanan polisi di bagian selatan Thailand.
Dikutip dari ABC News, Rabu (11/4/2018), keduanya juga dituding terlibat dalam serangan bom sepeda motor, yang terjadi di sebuah kota di wilayah perbatasan Thailand dengan Malaysia pada Senin, 9 April 2018.
Advertisement
Baca Juga
Menurut Letnan Adisak Saduba, dari Kantor Polisi distrik Yarang, tiga orang polisi terluka dalam upaya penyergapan, yang disertai dengan insiden baku tembak itu.
"Serangan teror pada petugas keamanan adalah taktik yang biasa dilakukan oleh kelompok pemberontak di tiga provinsi paling selatan, yaitu Narathiwat, Yala, dan Pattani,"Â kata Letnan Adisak.
"Ketiganya merupakan wilayah mayoritas muslim di Thailand," kata dia.
Letnan Adisak menambahkan, serangan para kelompok pemberontak kini memiliki tujuan beragam. Ada yang tetap fokus pada upaya separatisme, dan ada pula yang menginginkan otonomi lebih besar.
Selain itu, para kelompok pemberontak kian percaya diri dalam beraksi, karena mendapat dukungan dari penduduk muslim di selatan Thailand, yang kerap mengeluh diperlakukan sebagai warga kelas dua.
Â
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Bom Sepeda Motor Melukai 12 Orang
Sementara itu, menurut laporan polisi, tiga serangan bom sepeda motor yang melukai 12 orang, kemungkinan besar dilakukan pemberontak.
"Ketiga bom itu terhubung dengan pengatur waktu, dan disembunyikan di jok sepeda motor yang sedang diparkir," jelas Letnan Polisi Traipop Donprailao, dari Divisi Anti-Teror Kepolisian Thailand.
Tiga bom sepeda motor itu meledak di dekat sebuah restoran kecil, sebuah bar karaoke, dan sebuah hotel di kota Sungai Kolok, Provinsi Narathiwat.
Empat korban di antaranya dirawat secara intensif di rumah sakit, karena mengalami luka bakar cukup serius di beberapa bagian tubuh.
Sungai Kolok diketahui telah beberapa kali menjadi target sasaran teror. Kehidupan malam, termasuk prostitusi, membuatnya dianggap sebagai "kota dosa" oleh para pemberontak.
Berbagai aksi teror di Sungai Kolok, dan banyak wilayah lainnya di selatan Thailand, telah menewaskan hampir 7.000 jiwa sejak 2004.
Kehadiran militer Thailand di wilayah itu belum juga bisa meredam kekerasan, yang biasanya melibatkan serangan bom dan penembakan misterius.
Beberapa serangan dalam jumlah besar, dilakukan secara terkoordinasi, meski biasanya menyasar target kecil yang lebih spesifik.
Advertisement