Liputan6.com, Beijing: Seorang atlet kenamaan Cina terpaksa menjadi pengemis di jalan-jalan Beijing setelah cedera membuatnya tak bisa berlomba. Zhang Shangwu, demikian nama atlet tersebut, merebut dua medali emas di cabang senam Universiade, olimpiade untuk mahasiswa, pada 2001. Setahun kemudian ia mengalami cedera serius yang mengakhiri kariernya sebagai atlet senam.
Rendahnya kualifikasi pendidikan membuatnya hanya bisa menjadi pelayan restoran. Ia sempat bekerja di panti jompo namun cedera menghalanginya melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Tuntutan kebutuhan hidup memaksanya mencuri dan ia sempat mendekam di penjara selama lima tahun sebelum bebas April lalu. Sejak itu ia mengemis di jalan-jalan di Beijing.
Peruntungan Zhang berubah pekan lalu ketika seorang penggemar mengenalinya ketika ia memamerkan kebolehan melakukan gerakan senam. Sejak itu, kisah Zhang dimuat di berbagai media di Cina. Banyak pihak menawarinya pekerjaan, termasuk dari salah satu pengusaha terkaya di Cina.
"Di Cina banyak atlet yang bernasib seperti saya. Saya beruntung karena saya ditemukan anggota masyarakat dan cerita saya dimuat di media," kata Zhang kepada kantor berita AFP di Beijing, Senin (18/7), seperti dilansir BBC Indonesia.
"Ada banyak atlet yang bernasib mengenaskan setelah pensiun. Pendidikan mereka rendah dan mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak," tutur Zhang yang kini berusia 27 tahun. "Pemerintah tidak membantu atlet-atlet yang memasuki masa pensiun. Saya ingin kisah saya ini membuka mata masyarakat bahwa para atlet tersebut memerlukan bantuan," kata Zhang.
Ia bukan atlet top pertama yang mengalami kesulitan hidup. Cai Li, peraih medali emas angkat besi Asian Games 1990 terpaksa menjadi satpam setelah tak lagi berlomba. Ia meninggal pada 2003 diduga akibat latihan berat yang harus ia ikuti ketika menjadi atlet dulu.
Zou Chunlan, juara nasional angkat besi, menjadi penjaga WC umum sebelum satu LSM membantunya membuka usaha pencucian pakaian.
Zhang Shangwu sendiri saat ini belum memikirkan pekerjaan karena masih sibuk melayani wawancara berbagai media. Yang pasti, ia ingin membantu rekan-rekannya sesama atlet yang bernasib mengenaskan setelah tidak bisa turun ke lapangan.(ADO)
Rendahnya kualifikasi pendidikan membuatnya hanya bisa menjadi pelayan restoran. Ia sempat bekerja di panti jompo namun cedera menghalanginya melakukan pekerjaan-pekerjaan tersebut. Tuntutan kebutuhan hidup memaksanya mencuri dan ia sempat mendekam di penjara selama lima tahun sebelum bebas April lalu. Sejak itu ia mengemis di jalan-jalan di Beijing.
Peruntungan Zhang berubah pekan lalu ketika seorang penggemar mengenalinya ketika ia memamerkan kebolehan melakukan gerakan senam. Sejak itu, kisah Zhang dimuat di berbagai media di Cina. Banyak pihak menawarinya pekerjaan, termasuk dari salah satu pengusaha terkaya di Cina.
"Di Cina banyak atlet yang bernasib seperti saya. Saya beruntung karena saya ditemukan anggota masyarakat dan cerita saya dimuat di media," kata Zhang kepada kantor berita AFP di Beijing, Senin (18/7), seperti dilansir BBC Indonesia.
"Ada banyak atlet yang bernasib mengenaskan setelah pensiun. Pendidikan mereka rendah dan mereka tidak bisa mendapatkan pekerjaan yang layak," tutur Zhang yang kini berusia 27 tahun. "Pemerintah tidak membantu atlet-atlet yang memasuki masa pensiun. Saya ingin kisah saya ini membuka mata masyarakat bahwa para atlet tersebut memerlukan bantuan," kata Zhang.
Ia bukan atlet top pertama yang mengalami kesulitan hidup. Cai Li, peraih medali emas angkat besi Asian Games 1990 terpaksa menjadi satpam setelah tak lagi berlomba. Ia meninggal pada 2003 diduga akibat latihan berat yang harus ia ikuti ketika menjadi atlet dulu.
Zou Chunlan, juara nasional angkat besi, menjadi penjaga WC umum sebelum satu LSM membantunya membuka usaha pencucian pakaian.
Zhang Shangwu sendiri saat ini belum memikirkan pekerjaan karena masih sibuk melayani wawancara berbagai media. Yang pasti, ia ingin membantu rekan-rekannya sesama atlet yang bernasib mengenaskan setelah tidak bisa turun ke lapangan.(ADO)