Sukses

Dubes Rusia: Jadwal Kunjungan Presiden Vladimir Putin ke RI Belum Dapat Dipastikan

Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva menyebut jadwal kunjungan Presiden Putin belum dapat dipastikan.

Liputan6.com, Jakarta - Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Georgievna Vorobieva belum dapat memastikan jadwal kunjungan Presiden Vladimir Putin ke Tanah Air.

Putin yang baru saja memenangkan kembali pemilu presiden Rusia 2018 sedang disibukkan dengan persiapan inagurasi atas kemenangannya tersebut.

"Terkait kedatangan Presiden Vladimir Putin ke Indonesia, belum bisa saya pastikan waktunya," ujar Lyudmila Georgievna Vorobieva, saat menyampaikan press breafing di kediamannya di Jakarta pada Jumat (13/4/2018) siang.

"Pada Maret lalu, Presiden Putin kembali memenangkan pilpres. Kini ia sedang mempersiapkan diri untuk persiapan inagurasi," tambahnya.

Pada kesempatan itu pula, Dubes Lyudmila menyampaikan bahwa Indonesia adalah mitra penting bagi negaranya. Sejumlah kerja sama dari sektor keamanan nasional, ekonomi, dan industri menjadi poin utama dalam hubungan bilateral kedua negara.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi yang pada Maret lalu telah melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov di Moskow, mengatakan bahwa kemungkinan besar, kunjungan itu akan berlangsung tahun ini.

Akan tetapi, waktu detailnya akan dibahas usai Pemilu Rusia dan beberapa agenda nasional lainnya di Negeri Beruang Merah.

"Kita masih terus membahas mengenai tanggal pastinya, tapi koridor waktunya adalah tahun ini," kata Menlu Retno Retno.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

2 dari 2 halaman

Vladimir Putin Menang Telak

Vladimir Putin menang telak dalam pemilihan presiden Rusia pada Minggu malam 18 Maret 2018. Dengan demikian, dia kembali memimpin Negara Beruang Merah untuk enam tahun mendatang.

Di depan para pendukungnya yang bersorak, Putin berpidato penuh semangat dan singkat, mengatakan, "Kita sudah ditakdirkan untuk menang."

Tidak ada keraguan bahwa Putin akan menang dalam kontes pemilihan presiden Rusia untuk keempat kalinya.

Dikutip dari Associated Press, Putin hanya menghadapi tujuh kandidat 'kecil'. Sementara satu musuh utamanya, Alexei Navalny dilarang ikut jadi capres.

Satu-satunya tantangan sebenarnya adalah membuat perhitungan sedemikian tinggi sehingga dia bisa mengklaim mandat yang tak terbantahkan.

Surat suara yang dihitung hingga Senin pagi telah mencapai 80 persen. Dari situ, dalam hitung cepat yang diadakan oleh lembaga pemerintah, suara Putin mencapai 73,9 persen.

Vladimir Putin, mantan mata-mata KGB, telah mendominasi politik Rusia selama 18 tahun. Pria berusia 65 tahun itu telah menjadi pemimimpin terlama negara itu semenjak diktator Soviet, Joseph Stalin.

Vladimir Putin mengumumkan kemenangan di depan ribuan orang yang berkumpul di bawah suhu beku di Lapangan Manezhnaya Moskow di dekat Kremlin, di mana dia meminta persatuan di negara tersebut.

"Kita adalah tim besar yang hebat bersama dan saya adalah anggota tim Anda," katanya, seusai menunjukkan pertunjukan musik berenergi yang penuh warna.

Sebelumnya dalam pemilu 2012, Vladimir Putin memenangkan 63,6 pesen suara.

Kemenangannya kali ini akan membuat Putin berkuasa sampai tahun 2024, saat dia berusia 71 tahun. Usia itu, oleh undang-undang Rusia, mengharuskan seorang pemimpin untuk mundur dari jabatannya.

Namun, menurut para ahli, hingga saat ini, tak ada seorang pun yang jadi kandidat pengganti untuk Vladimir Putin. Sehingga mendorong spekulasi bahwa Putin mungkin akan berusaha menemukan cara untuk memperluas kekuasaannya melampaui masa jabatan itu.