Liputan6.com, Melbourne - Para ilmuwan Australia telah mengembangkan metodologi baru yang mereka klaim akan memungkinkan untuk mendengar bunyi tabrakan lubang hitam (black holes) di lapisan ruang dan waktu alam semesta.
Terobosan yang diciptakan para peneliti di Melbourne, Australia ini menjanjikan harapan baru mengenai awal-mula terciptanya alam semesta, demikian dikutip dari laman Australia Plus Indonesia, Minggu (15/4/2018).
"Kami bukan hanya melihat lubang hitam di ruang angkasa terdekat, kami melihatnya dari zaman awal alam semesta ketika bintang-bintang baru saja tercipta," kata Dr Eric Thrane dari Monash University.
Advertisement
Disebutkan bahwa setiap tiga menit, di suatu tempat di alam semesta, dua lubang hitam bertabrakan satu sama lain.
Karena gravitasinya begitu dahsyat ketika lubang hitam bertabrakan, maka tatanan ruang dan waktu akan terguncang, mengirimkan gelombang gravitasi kecil melintasi kosmos.
Fisikawan pertama kali mendeteksi radiasi gelombang gravitasi ini pada tahun 2016, menggunakan instrumen LIGO di Amerika Serikat, penemuan itu pun mendapatkan Hadiah Nobel.
Tim astrofisikawan yang berbasis di Melbourne, Australia kini telah memanfaatkan terobosan tersebut, dengan mengembangkan teknik-teknik baru yang mereka klaim akan memungkinkan mendengarkan bunyi latar belakang dari lubang hitam yang bertabrakan di seluruh kosmos.
Kemampuan mendengarkan bunyi begitu banyak lubang hitam kecil yang semakin jauh dari Bumi akan memungkinkan para ilmuwan mengeksplorasi lebih dalam sejarah alam semesta kita.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Mengenal Kondisi Paling Ekstrem Alam Semesta
Ini kata fisikawan Silvia Biscoveanu dari MIT di Amerika Serikat yang berada di Australia untuk bekerja dengan para peneliti Melbourne.
"Gelombang gravitasi bukanlah gelombang suara. Tetapi kita dapat merepresentasikannya sebagai suara. Jadi kita bisa mendengar seperti apa bunyi dari lubang hitam yang bertabrakan satu sama lain," katanya kepada ABC.
Bukti langsung dari adanya gelombang gravitasi itu, merupakan sesuatu yang dalam pemikiran Albert Einstein, tidak akan pernah mampu kelola. Tapi seperti apakah itu?
Hingga dideteksi pertama kalinya pada tahun 2016, bahkan tak sedikit fisikawan yang meragukan kemampuan detektor LIGO mendengarkan tabrakan lubang hitam tersebut.
Sekarang, para peneliti di Australia mengatakan bahwa dengan memanfaatkan kekuatan superkomputer besar di Swinburne University, memungkinkan mereka untuk mendengarkannya lebih dekat lagi.
Teknik baru yang akan diterbitkan dalam jurnal Physical Review X ini meliputi pemilahan sejumlah besar data yang telah dikumpulkan detektor dan menghilangkan suara-suara di latar belakang.
"Ini memberikan kita pengenalan alam semesta dalam kondisinya yang paling ekstrim," kata Matthew Bailes, Direktur OzGrav Centre of Excellence for Gravitational Wave Discovery.
"Ini seperti saat kita menetapkan hukum fisika, dan bagi fisikawan hal itu merupakan hal menarik untuk diselidiki," paparnya.
Advertisement