Liputan6.com, Washington DC - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat (AS) mengatakan pada Jumat, 13 April 2018, bahwa baru-baru ini, wabah E coli telah menyebar di beberapa negara bagian.
Penyebaran wabah ini disebabkan oleh konsumsi selada romaine yang ditanam di Yuma, negara bagian Arizona.
"Informasi yang dikumpulkan hingga saat ini menunjukkan bahwa selada romaine, yang dipanen dari Yuma, dapat terkontaminasi bakteri E coli O157: H7, dan bisa membuat orang sakit," tulis CDC dalam sebuah pernyataan resmi, sebagaimana dikutip dari Time.com, Senin (16/4/2018).
Advertisement
Baca Juga
CDC mengatakan bahwa tidak ada merek, distributor, atau pemasok yang telah diidentifikasi sehubungan dengan wabah E coli ini.
Akan tetapi, muncul imbauan bahwa siapa pun yang telah membeli selada romaine atau makanan yang tercampur olehnya, harus segera membuangnya
Selain itu, CDC juga mengimbau publik untuk menanyakan ke restoran, apakah selada romaine yang disajikan berasal dari wilayah Yuma.
CDC mengatakan pada Kamis, 12 April 2018, mereka sedang menyelidiki wabah E coli di setidaknya tujuh negara. Jumlah itu kemudian meningkat menjadi 11 negara bagian pada akhir pekan ini.
Disebutkan pula bahwa wabah E Coli telah menginfeksi 35 orang, di mana 22 di antaranya dirawat di rumah sakit.
Dilaporkan pula, tiga orang pasien wabah E coli berisiko mengalami sindrom uremik hemolitik, yakni suatu bentuk gagal ginjal.
Simak video pilihan berikut:
Wabah E. Coli Pernah Melanda Jerman
Sementara itu, sekitar pertengahan 2011, wabah E coli pernah merebak di Jerman, dan menyebabkan 18 orang meninggal, serta ribuan warga jatuh sakit.
Berkaitan dengan wabah E Coli di Jerman enam tahun lalu, para peneliti kemudian menemukan bahwa penyebabnya adalah varian bakteri baru, dengan kandungan rangkaian gen yang kebal terhadap antibiotik, sehingga mempersulit perawatan.
Bakteri E coli tersebut adalah strain enterohaemorrhagic E coli (EHEC) yang bisa menimbulkan penyakit berbahaya dan mematikan.
Buntut dari wabah yang terjadi di Jerman itu menyebabkan dilarangnya impor sayur dari negara lain, karena diduga tersebarnya bakteri tersebut dapat bersumber dari sayur.
Escherichia coli (E coli) pertama ditemukan oleh Theodor Escherich di dalam usus manusia. Sebagian besar bakteri ini tidak berbahaya, tapi beberapa jenis dapat menyebabkan keracunan makanan serius, seperti diare.
Advertisement