Sukses

UNICEF: Boko Haram Menculik 1.000 Anak dan Bunuh 2.000 Guru

Menurut laporan UNICEF, selama empat tahun terakhir, kelompok ekstremis Boko Haram telah menculik ribuan anak, sekaligus membunuh banyak guru di Nigeria.

Liputan6.com, Abuja - Sebuah laporan terbaru yang dilansir oleh UNICEF pada Jumat, 13 April 2018, menyebut kelompok ekstremis Boko Haram telah menculik lebih dari 1.000 anak di timur laut Nigeria sejak 2013.

Catatan itu juga menandai peringatan empat tahun penculikan 276 gadis remaja dari sebuah sekolah asrama di kota Chibok. Beberapa siswi tersebut berhasil melarikan diri, namun masih ada lebih dari 100 orang lainnya belum kembali ke keluarga masing-masing.

"Peringatan empat tahun penculikan Chibok mengingatkan kita, bahwa anak-anak di timur laut Nigeria masih rawan terhadap serangan kelompok esktremis," ujar Mohamed Malick Fall, perwakilan UNICEF di Nigeria, sebagaimana dikutip dari ABC News, Minggu (15/4/2018).

Sejak pertama kali melancarkan pemberontakan pada sembilan tahun silam, menurut UNICEF, Boko Haram telah menewaskan setidaknya 2.295 orang guru, serta menghancurkan lebih dari 1.400 sekolah.

Sebagian sekolah yang hancur tersebut belum bisa kembali dibuka hingga saat ini, karena kerusakan yang parah dan ketidakpastian keamanan di wilayah terkait.

Bahkan, baru-baru ini, Boko Haram disebut telah menculik 110 siswi dari sebuah sekolah asrama di timur Kota Dapchi pada tengah malam di pertengahan Februari lalu.

Lebih dari satu bulan kemudian, berkat bantuan negara-negara sahabat, pemerintah Nigeria berhasil membebaskan 104 sisiwi yang diculik.

Salah seorang siswi penculikan Dapchi, Liya Sharibu, tidak dibebaskan karena disebut menolak perintah untuk berpindah agama.

"Sharibu adalah satu-satunya siswi yang masih ditahan, dan kami berjanji segera membebaskannya," ujar Presiden Nigeria, Muhammadu Buhari.

Sementara itu, lima siswi Dapchi lainnya yang masih belum ditemukan, telah diyakini tewas di tangan Boko Haram.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

2 dari 2 halaman

Teror Boko Haram

Menurut Menteri Informasi dan Kebudayaan Nigeria, Segun Adeyemi, aksi teror yang dilakukan kelompok  Boko Haram sebagian besar dilakukan dalam gerakan sistematis. Mereka menculik ribuan anak perempuan dan laki-laki, dan memaksanya masuk ke dalam barisan ekstremis.  

Boko Haram -- yang diterjemahkan secara bebas menjadi "pendidikan barat dilarang" -- berkeinginan mendirikan negara Islam di timur laut Nigeria.

Namun, teror mereka telah menyebar ke luar Nigeria, melintasi perbatasan pegunungan ke wilayah-wilayah yang mengitari Danau Chad, seperti Niger, Chad, dan Kamerun.

"Serangan teror berulang-ulang terhadap anak-anak di sekolah, sangatlah tidak masuk akal," kata Mohamed Malick Fall, perwakilan UNICEF di Nigeria

"Anak-anak memiliki hak atas pendidikan dan perlindungan, dan ruang kelas harus menjadi tempat yang aman bagi aktivitas mereka," ia melanjutkan.

UNICEF menyebut otoritas Nigeria telah berkomitmen menjadikan sekolah lebih aman dan tahan terhadap seerangan teror.

Namun, krisis kemanusiaan yang kian menjadi-jadi di wilayah itu, terutama yang dipicu oleh pemberontakan Boko Haram selama bertahun-tahun, disebut akan tetap menjadi yang terparah di dunia.

Para pejabat PBB telah memperingatkan, bahwa krisis tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda akan mereda.

"Krisis terus berisiko menggusur ribuan wanita, anak-anak, dan warga lainnya setiap minggu," ujar Edward Kallon, koordinator kemanusiaan PBB di Nigeria.

Saat ini, menurutnya, tercatat sebanyak lebih dari 1,7 juta orang mengungsi akibat serangan teror Boko Haram. Â