Liputan6.com, Washington, DC - Tujuh puluh satu tahun silam atau tepatnya 16 April 1947, ledakan dahsyat terjadi selama pemuatan pupuk ke kapal pengangkut, Grandcamp, di sebuah dermaga di Texas City, Texas, Amerika Serikat. Nyaris 600 orang kehilangan nyawa. Sementara itu, ribuan lainnya terluka ketika ledakan menghancurkan kapal berkeping-keping.
Amonium nitrat digunakan sebagai bahan peledak oleh Angkatan Darat Amerika Serikat dalam Perang Dunia II. Dan setelah perang berakhir, produksi senyawa kimia tersebut berlanjut menyusul masyarakat memanfaatkannya sebagai pupuk. Namun, pasca-perang proses pengangkutan amonium nitrat dikabarkan sangat teledor.
Seperti dikutip dari History.com, pada hari kejadian, Grandcamp tengah diisi oleh amonium nitrat, tembakau, dan amunisi milik pemerintah. Merokok, meskipun secara resmi dilarang, telah menjadi praktik yang umum dilakukan oleh para buruh pelabuhan.
Advertisement
Pada 16 April pagi, asap terlihat di palka. Air dan alat pemadam digunakan untuk mematikan api, namun selang tidak dapat digunakan karena takut merusak muatan. Setidaknya terdapat 2.300 ton muatan di kapal itu.
Ketika amunisi berusaha dievakuasi, para kru berusaha untuk membatasi oksigen ke palka dengan harapan tindakan itu akan memadamkan api. Mereka tidak menyadari bahwa komposisi kimia amonium nitrat membuatnya tidak memerlukan oksigen untuk terbakar.
Baca Juga
Sekitar pukul 09.00, nyala api membesar dari palka dan tak lama, ledakan terjadi. Saking dahsyatnya, ledakan itu terdengar hingga 150 mil dari lokasi kejadian.
Ledakan bahkan membuat kapal berkapasitas 1,5 ton 'terlempar' sejauh dua mil. Mereka yang bekerja di dermaga pun tewas seketika.
Reruntuhan berapi merusak kilang minyak di daerah tersebut. Fasilitas penyimpanan kimia, Mosanto, yang ada didekatnya juga meledak, menewaskan 234 dari 574 pekerja di sana. Mereka yang selamat, nyaris seluruhnya menderita luka serius.
Adapun sebuah area perumahan yang terdiri dari 500 rumah juga rata akibat ledakan itu.
Â
Saksikan video pilihan berikut:
Â
Korban Luka Capai 3.500 Jiwa
Secara keseluruhan, 581 orang meninggal dan 3.500 orang terluka. Ledakan itu menyebabkan kerugian senilai US$ 100 juta. Kasus pengadilan yang lama diperdebatkan tentang penyebab ledakan itu diselesaikan ketika Kongres memberikan kompensasi kepada 1.394 korban.
Total yang mereka terima pada 1955 adalah US$ 17 juta. Belakangan, pelabuhan itu dibangun kembali untuk menangani produk-produk minyak saja.
Peristiwa lainnya terjadi pada 16 April 1917, yakni Vladimir Lenin kembali ke Petrograd dari pengasingannya di Finlandia.
Sementara itu, pada 16 April 2007, terjadi pembantaian Virginia Tech. Seorang mahasiswa bernama Cho Seung-Hui melepas tembakan secara membabi buta di kampus Virginia Tech.
Insiden itu menewaskan 33 orang, Seorang warga negara Indonesia, mahasiswa program S3 Universitas Virginia Tech, Partahi Lumbantoruan, juga menjadi korban dalam insiden penembakan tersebut. Pria 34 tahun dari Medan, Sumatera Utara itu adalah mahasiswa doktoral di Fakultas Teknik Sipil.
Advertisement