Liputan6.com, Moskow - Presiden Rusia, Vladimir Putin, mengatakan bahwa serangan yang dilakukan Barat ke Suriah pekan lalu, berisiko memicu kekacauan geopolitik.
Pernyataan tersebut disampaikan Putin ketika melakukan sambungan telepon dengan Presiden Iran, Hassan Rouhani, sehari setelah serangan udara yang dipimpin Amerika Serikat (AS).
Dikutip dari South China Morning Post, Senin (16/4/2018), kedua pemimpin sepakat menyatakan bahwa serangan tersebut merusak prospek penyelesaian kekacauan politik di Suriah.
Advertisement
Bersama dengan Prancis dan Inggris, AS melancarkan serangan udara terhadap pemerintahan Presiden Bashar al-Assad, seminggu setelah muncul dugaan penggunaan senjata kimia di kota Douma.
Baca Juga
Presiden Vladimir Putin menyatakan kecaman keras pada Sabtu, 14 April 2018. Ia menggambarkan serangan tersebut sebagai tindakan agresi terhadap negara berdaulat yang tengah berperang melawan terorisme.
Di sisi lain, Departemen Keuangan AS akan mengumumkan sanksi baru terhadap Rusia pada Senin ini.
Menurut Duta Besar AS untuk PBB, Nikki Halley, sanksi tersebut diberikan karena Negeri Beruang Merah dituding terlibat dalam penggunaan senjata kimia di Suriah.
"Sanksi untuk Rusia akan segera diumumkan pada Senin ini, sebagai upaya penegasan kembali tentang tanggung jawab terhadap penggunaan senjata kimia oleh Assad," jelas Haley.
Sebelumnya, AS telah mengusir para diplomat Rusia keluar dari Negeri Paman Sam, sekaligus membenarkan tuduhan keterlibatan peracunan agen saraf pada mantan mata-mata di Inggris.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
DK PBB Tolak Permintaan Rusia untuk Mengutuk Serangan Udara AS
Sementara itu, Dewan Keamanan PBB menolak permintaan Rusia untuk mengutuk serangan udara yang dilancarkan Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis ke Suriah. Hanya China dan Bolivia yang mendukung rancangan resolusi yang diajukan Rusia.
Seperti dikutip dari France24.com, Dewan Keamanan PBB yang beranggotakan 15 negara bertemu pada Sabtu, 14 April 2018. Tatap muka itu dilakukan atas desakan Moskow usai serangan udara ke Suriah.
Amerika Serikat dan sekutunya dilaporkan menembakkan 105 buah rudal ke Suriah pada Sabtu waktu setempat, setelah Barat menuding rezim Presiden Bashar al-Assad melancarkan serangan senjata kimia terhadap warga sipil di Douma.
"Mengapa Anda (Barat) tidak menunggu hasil investigasi yang Anda minta?" tanya Duta Besar Rusia untuk PBB, Vassily Nebenzia, usai pemungutan suara dilakukan di Dewan Keamanan PBB. Diplomat Rusia itu menuduh, Amerika Serikat, Prancis, dan Inggris 'menunjukkan ketidakpatuhan terhadap hukum internasional'.
Ia menambahkan, "Saya berharap kepala yang panas akan menjadi dingin".
Penyidik internasional dari pengawas senjata kimia global tengah berada di Suriah untuk melaksanakan tugas mereka. Sementara itu, Suriah dan Rusia menegaskan, tidak ada bukti bahwa serangan senjata kimia telah terjadi.
Advertisement