Sukses

Bukan dari Dinasti Castro, Ini Calon Presiden Baru Kuba

Pemerintah Kuba menunjuk calon presiden baru di luar keluarga Castro. Ia dinilai dapat mempertahankan cengkeraman pemerintah terhadap banyak hal.

Liputan6.com, Havana - Pemerintah Kuba baru saja memilih Wakil Presiden Utama Miguel Mario Diaz-Canel Bermudez sebagai calon tunggal untuk menggantikan Raul Castro sebagai presiden.

Dikutip dari Time.com pada Kamis (19/4/2018), persetujuan bulat dari Majelis Nasional untuk menempatkan seseorang dari luar keluarga Castro di kantor pemerintahan tertinggi, merupakan yang pertama kalinya terjadi di Kuba dalam enam dekade terakhir.

Raul Castro, yang berusia 86 tahun, akan tetap menjadi kepala Partai Komunis, yang ditunjuk oleh konstitusi sebagai "kekuatan penuntun superior untuk masyarakat dan negara".

Hal tersebut berarti Castro hampir pasti akan tetap menjadi orang yang paling berkuasa di Kuba untuk saat ini.

Meski begitu, turunnya dia dari kursi kepresidenan tetap menjadi momen simbolis, untuk negara yang terbiasa dengan pemerintahan absolut selama 60 tahun terakhir.

Di sisi lain, menurut laporan surat kabar Miami Herald pada awal Januari lalu, Raul Castro sengaja tidak memilih putra satu-satunya, Alejandro Castro Espín, sebagai suksesor karena menginginkan adanya "peremajaan" di sistem pemerintahan yang diterapkan di Kuba.

Belum ada informasi tambahan apakah Alejandro akan tetap menjadi Menteri Dalam Negeri Kuba, atau dipindahkan ke posisi lain yang lebih tinggi.

Adapun kakak perempuan Alejandro, Mariela Castro Espín, telah dicalonkan untuk menduduki jabatan di Parlemen Kuba.

Sementara itu, sosok yang dicalonkan sebagai pengganti Bermudez di kursi Wakil Presiden Pertama adalah Salvador Valdes Mesa, seorang pria Afro-Kuba berusia 72 tahun. Ia disebut pernah mengepalai serangkaian pos tinggi dalam pemerintahan Kuba.

Komisi Kandidat (candidacy commission) juga telah mencalonkan lima wakil presiden lain dari Dewan Negara-- badan pemerintahan tertinggi di Kuba.

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

 

2 dari 3 halaman

'Peremajaan' di Sistem Pemerintahan Kuba

Beberapa media di Amerika Serikat menyebut Raul Castro berupaya memastikan transisi kepemimpinan berjalan mulus, dari kelompok kecil mantan gerilyawan ke generasi baru, yang dapat mempertahankan cengkeraman pemerintah dalam mengatasi stagnasi ekonomi, populasi yang menua, dan memudarnya semangat revolusi di kalangan kaum muda Kuba.

Castro pernah menyinggung bahwa kelompok usia muda di Kuba lebih terbiasa dengan budaya konsumerisme, dibandingkan pesan anti-kapitalis yang selalu digaungkan oleh media milik pemerintah.

Belum lama ini, media pemerintah sempat menyiarkan satu pesan besar, yakni sistem yang dianut Kuba akan terus berlanjut dalam menghadapi perubahan.

Komentator di siaran televisi dan online, menjelaskan panjang lebar tentang mengapa politik partai tunggal Kuba dan ekonomi sosialis lebih unggul dari demokrasi multipartai.

Mereka juga meyakinkan rakyat Kuba bahwa tidak ada perubahan mendasar yang terjadi, meskipun ada beberapa wajah baru di tingkat pemerintah pusat

Sementara itu, Diaz-Canel disebut tidak pernah berbicara langsung mengenai akan seperti apa sosok calon Presiden Kuba yang menggantikan Raul Castro.

Padahal, publik sudah cukup menduga bahwa Diaz-Canel memiliki peluang untuk itu.

Hal tersebut dikarenakan Castro sempat beberapa kali menyatakan akan melakukan beberapa perubahan pada sistem pemerintahan yang dianut Kuba.

Dugaan semakin kuat ketika Castro mengatakan tidak akan menjadikan Alejandro Castro Espín -- putra satu-satunya -- sebagai calon Presiden Kuba.

Di balik sosoknya yang cenderung 'pendiam', Diaz-Canel disebut merupakan salah satu tangan kanan yang paling dipercaya Castro untuk tetap menyalakan semangat revolusi di pemerintahan Kuba.

Namun, citra 'pendiam' yang melekat pada diri Diaz-Canel sedikit berubah pada tahun ini. Pada Maret 2018, ia sempat berkomentar cukup panjang tentang masa depan Kuba pasca-pengumuman 'peremajaan' oleh Raul Castro.

 

3 dari 3 halaman

Pengumuman Presiden Baru Kuba

Pada hari Rabu, ketika Majelis Nasional mengumumkan calon Presiden Kuba, Raul Castro datang agat telat, yang diikuti oleh Diaz-Canel di belakangnya.

Menurut beberapa laporan media, Diaz-Canel terlihat tersenyum lebar saat berjalan mengikuti Raul Castro memasuki gedung Majelis Nasional.

Sebanyak 604 dari 605 anggota baru Majelis Nasional disumpah pada hari Rabu, sebelum kemudian dilanjutkan dengan pengumuman calon presiden, wakil presiden, dan kepala lembaga legislatif itu sendiri.

Dalam pemilihan legislatif Kuba, semua pemimpin yang dipilih oleh komisi yang ditunjuk pemerintah. Surat suara hanya menawarkan opsi untuk menyetujui atau menolak kandidat resmi. Calon pemimpin biasanya selalu menerima lebih dari 90 persen suara.

Adapun pengumuman resmi tentang presiden dan para pemimpin baru lainnya akan diumumkan hari Kamis ini, bertepatan dengan peringatan invasi Teluk Babi yang dimenangkan oleh pasukan Kuba pada 1961 silam.