Liputan6.com, New Delhi - Seorang ahli bedah di rumah sakit New Delhi, India melakukan operasi kaki pada pasien yang salah. Gara-gara kecerobohannya, pejabat setempat mengatakan bahwa dokter tersebut dipecat.
Seperti dikutip dari Asia One, Rabu (25/4/2018), dokter bedah itu mengebor sebuah lubang di kaki kanan Vijendra Tyagi untuk memasukkan pin penyambung tulang. Namun, ia tak menyadari bahwa pria India berusia 50 tahun tersebut bukanlah pasien patah tulang yang harus ia operasi.
Baca Juga
Cara Memilih Klinik Kecantikan yang Aman dan Nyaman, Layanan Sebelum dan Sesudah Perawatan Termasuk Pertimbangan Utama
Saat Dokter Bertanya, Apa Rahasia Kesehatan Nabi Muhammad SAW yang Nyaris Tak Pernah Sakit
Hadiri Liputan6 Award 2024, Wapres Gibran Serahkan Penghargaan Kategori Kesehatan ke Amira Abdat
Tyagi sejatinya masuk ke Sushruta Trauma Centre milik pemerintah di ibu kota India akibat cedera kepala karena kecelakaan mobil. Namun, dokter bedah itu salah mengira dirinya adalah pria lain yang mengalami patah kaki, lalu mengoperasinya untuk memperbaiki fraktur yang tak dideritanya.
Advertisement
Hospital medical superintendent Ajay Bahl mengatakan bahwa pasien tersebut berada di bawah pengaruh anestesi sehingga tak bisa memberitahu kesalahan si dokter.
Dokter, yang namanya belum diungkap ke publik itu akhirnya dipecat dari jabatannya atas kelalaian yang telah dilakukan. Ia kemudian ditempatkan di fasilitas terpisah di bawah pengawasan ketat seorang dokter senior.
"Dokter bedah menyadari kesalahan dan melepas pin si pria dalam operasi korektif. Dia juga meminta maaf atas kelalaiannya, tetapi kami mengambil pengecualian dengan bertindak melawannya," kata Bahl.
Setelah menjalani operasi korektif, Tyagi dipulangkan dari rumah sakit di ibu kota India itiu pada akhir pekan. Ia membutuhkan waktu satu pekan untuk benar-benar pulih dari operasi kaki yang seharusnya tak perlu dijalani.
Â
Â
Saksikan juga video berikut:
Â
Kerap Terjadi di India
Laporan kelalaian medis berujung kematian sejatinya bukan pertama kali terjadi di India.
Pekan lalu, dua dokter ditangkap karena kelalaian gagal mendiagnosis seorang fisioterapis berusia 51 tahun yang mengaku menderita tekanan darah tinggi. Dia mengalami serangan jantung dan meninggal.
Seminggu sebelum insiden itu, seorang wanita berusia 30 tahun salah menjalani dialisis di Lembaga Ilmu Kesehatan India yang berperingkat paling top India setelah mengeluh sakit perut ringan. Dokter mencoba mengutak-atik dokumen untuk menutupi kesalahan itu.
Pada Desember tahun lalu, sebuah rumah sakit di Delhi secara tidak benar menyatakan sepasang bayi kembar prematur tewas. Padahal, salah satu di antaranya masih hidup.
Diagnosis tersebut menyebabkan kemarahan warga dan memaksa pemerintah untuk menutup lembaga itu. Namun malang, bayi kembar yang masih hidup itu akhirnya meninggal di rumah sakit lain beberapa hari kemudian.
Advertisement