Liputan6.com, Madrid - Ketika perang saudara pecah di Spanyol pada bulan Juli 1936, Nazi memutuskan untuk memberi dukungan kepada kelompok sayap kanan Nasionalis.
Alasannya adalah karena Nazi khawatir, Spanyol berada di bawah pengaruh komunis, yang dibawa oleh kelompok sayap kiri Republik -- dan sepenuhnya didukung oleh Uni Soviet.
Pada awal perang, pemimpin Nasionalis, Jenderal Francisco Franco, meminta bantuan infrastruktur perang kepada Nazi.
Advertisement
Di sisi lain, Partai Republik Spanyol menerima dukungan dari Uni Soviet, namun tidak sampai sebesar kontribusi Nazi ke pihak Nasionalis. Demikian Today In History dikutip dari History.com pada Rabu (25/4/2018).
Baca Juga
Adolf Hitler menanggapi permintaan pihak Nasionalis dengan mengirim pesawat, senjata dan pasukan, dalam sebuah operasi bertajuk Condor Legion.
Di dalamnya, turut dikirim Luftwaffe -- pesawat militer Nazi paling canggih kala itu, yang belum pernah diterjunkan langsung di medan perang.
Ketika pertempuran untuk memperebutkan Madrid menemui jalan buntu pada awal 1937, kelompok Nasionalis mengalihkan serangan mereka ke kota Basque Guernica, yang menjadi 'gerbang' menuju wilayah utama kubu Republik di utara Spanyol. Â Â
Padahal, kota kecil dengan penduduk sekitar 5.000 jiwa itu telah menyatakan sikap netral, tidak akan terlibat dalam perang saudara di Spanyol.Â
Namun, karena desas-desus yang menyebut adanya kecenderungan kota Basque Guernica menolak kehadiran pasukan Nasionalis, Jenderal Franco akhirnya menyetujui permintaan Nazi untuk menguji Luftwaffe di sana.
Â
Simak video pilihan berikut:Â
Â
Â
Sepertiga Penduduk Jadi Korban
Melalui persetujuan Franco, Luftwaffe memulai serangan tanpa alasan pada pukul 16.30 waktu setempat. Saat itu merupakan salah satu jam tersibuk di saat berlangsungnya hari pasar di Basque Guernica.
Selama hampir tiga jam, sederet pesawat Luftwaffe menghujani pusat kota dan wilayah pedesaan di sekitarnya dengan belasan bom dan rentetan tembakan.
Peristiswa tersebut memicu kebakaran besar selama berhari-hari di hampir seluruh wilayah kota Basque Guernica.
Setidaknya sepertiga dari total penduduk kota yang terletak di provinsi Biscay itu mengalami luka atau bahkan tewas.
Pembantaian tanpa pandang bulu itu, konon, merupakan salah satu simbol pertama kebrutalan pemerintah fasis.
Sayangnya, pada 1942, sebagian besar negara yang terlibat dalam Perang Dunia II mengadopsi tindakan tersebut untuk saling menjatuhkan musuh.
Puncaknya adalah menjelang akhir perang, pada tahun 1945, ketika banyak warga sipil yang tidak bersalah tewas dihujani serangan udara oleh pasukan Sekutu dan Poros (Axis) -- yang banyak terjadi di kawasan Asia Pasifik.Â
Advertisement