Liputan6.com, Washington DC - Suami dari korban wanita dalam insiden meledaknya mesin pesawat Southwest Airlines, untuk pertama kalinya buka suara di hadapan publik.
Dalam wawancara yang ditayangkan oleh stasiun televisi CBS pada Selasa, 24 April 2018, Michael Riordan menyebut mendiang istrinya akan selalu hadir sebagai 'malaikat penjaga'.
Dikutip dari Time.com pada Kamis (26/4/2018), sebuah pesawat milik maskapai Southwest Airlines, yang terbang dari New York ke Dallas, dipaksa melakukan pendaratan darurat di Philadelphia setelah salah satu mesinnya meledak di udara, pekan lalu.
Advertisement
Meski pilot berhasil mendaratkan pesawat, namun salah seorang penumpangnya, Jennifer Riordan (43) tewas akibat luka fatal, setelah sebagian tubuhnya tersedot lubang udara yang terbentuk akibat insiden ledakan tersebut.
Baca Juga
Beberapa hari setelahnya, sekitar 1.000 karyawan Southwest Airlines menyampaikan ucapan duka atas kepergian sang istri, Michael terus mengatakan ia beruntung telah memiliki Jennifer di kehidupannya.
Ia juga berujar dengan tegar, bahwa ia tahu Jennifer akan selalu menjadi malaikat penjaganya, sejak mereka bertemu pertama kali saat remaja.
"Saya tidak tahu bagaimana perasaan itu muncul. Dia memang hadir untuk melengkapi kehidupan saya, dan itu saya rasakan sejak pertama kali menatapnya," jelas Michael.
"Saya sempat ragu bagaimana saya bisa melanjutkan hidup tanpa dia, tetapi kemuian saya menyadari dia akan selalu ada di hati, kapan pun dan di mana pun," lanjutnya kepada CBS.
Menurutnya, hal tersebut merupakan bentuk cinta yang tidak akan pernah ada akhir. Michael yakin bahwa ikatan batin akan selalu membuatnya dekat dengan mendiang Jennifer.
Keduanya telah menikah selama belasan tahun, dan dikaruniai dua orang anak, Averie (12) dan Josh (10).
Selain itu, Michael juga mengucapkan terima kasih kepada banyak pihak, karena telah membantunya tetap tegar menghadapi insiden kecelakaan pesawat Southwest Airlines yang merenggung nyawa istri tercinta.
Â
Simak video pilihan berikut:
Â
Â
Southwest Airlines Janjikan Dana Kompensasi
Sementara itu, maskapai Southwest Airlines mengonfirmasi bahwa pihaknya akan memberi kompensasi senilai US$ 5.000 (sekitar Rp 69,2 juta) terhadap para penumpangnya, yang berada dalam pesawat yang melakukan melakukan pendaratan darurat pada Kamis 18 April 2018 lalu.
Burung besi itu terpaksa mendarat lantaran mesin meledak di udara. Akibat kejadian itu, satu penumpang tewas karena tersedot keluar, serta beberapa penumpang lain mengalami luka-luka.
"Kami akan memberikan cek senilai US$ 5.000 ditambah voucher perjalanan senilai US$ 1.000. Ini merupakan cara untuk menunjukkan niat baik dan tulus kami pada para penumpang," kata pihak maskapai Southwest Airlines dalam pernyataannya, seperti dikutip dari Channel News Asia, pekan lalu.
Pesawat Southwest Airlines celaka saat hendak terbang dari Bandara La Guardia, New York ke Dallas, Amerika Serikat. Kala itu, kapal terbang itu mengalami kegagalan mesin.
Pesawat yang membawa 143 penumpang dan lima awak itu terpaksa mendarat di Bandara Philadelphia.
Ini bukan kali pertama mesin Southwest Airlines meledak di udara. Pada Agustus 2016, pesawat milik maskapai tersebut, yang terbang dari New Orleans menuju Orlando, terpaksa melakukan pendaratan darurat di Pensacola, Florida.
Advertisement