Liputan6.com, Kuala Lumpur - Mantan perdana menteri Malaysia yang kini memimpin kubu oposisi, Mahathir Mohamad, pada Selasa, 1 Mei 2018, meminta maaf di hadapan massa pendukungnya. Mahathir mengatakan, ia bertanggung jawab atas naiknya Nazib Razak ke kursi perdana menteri.
"Kesalahan terbesar yang saya buat dalam hidup saya adalah memilih Najib," kata Mahathir, seperti dilansir Channel News Asia, Rabu (2/5/2018)
"Para hadirin sekalian, saya ingin memperbaiki kesalahan ini, jadi saya mencoba melakukan yang terbaik," imbuh sosok yang memimpin Negeri Jiran selama 22 tahun itu saat berpidato di Desa Pandan di Titiwangsa.
Advertisement
Kata-kata tersebut juga pernah keluar dari mulut Mahathir ketika ia mengungkapkan penyesalan serupa tentang mantan wakil perdana menteri dan penerus langsungnya, Abdullah Badawi, pada tahun-tahun setelah ia mengundurkan diri. Saat itu, Mahathir menyokong Najib untuk mengambil alih kepemimpinan.
Namun, yang terjadi kini, Najib dihadapkan pada megaskandal 1MDB yang memicu ketidakpuasan publik atas kepemimpinannya. Ketidakpuasan itu pun semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir.
Baca Juga
1MDB adalah lembaga investasi yang didirikan Pemerintah Negeri Jiran untuk memberikan manfaat pada rakyatnya. Gagasannya, 1MDB akan berinvestasi dalam sejumlah proyek di seluruh dunia, kemudian keuntungannya akan dikembalikan pada rakyat Malaysia.
Namun, dalam praktiknya, organisasi ini dituduh telah menyedot dana negara ke rekening pribadi PM Najib dan orang-orang dekatnya.
Kementerian Kehakiman Amerika Serikat mengatakan, setidaknya US$ 4,5 miliar telah dicuri dari 1MDB, dan dana sebesar US$ 1,7 miliar telah digunakan untuk membeli aset di Negeri Paman Sam -- hal ini berpotensi menjadi penyitaan aset terbesar yang pernah ada.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tinggalkan UMNO, Bangun Koalisi
Mahathir meninggalkan United Malays National Organisation (UMNO), kendaraan politik yang menaunginya, pada 2016. Sejak saat itu pun, ia mendirikan Parti Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM).
Kini, Mahathir memilih Langkawi sebagai daerah perwakilannya untuk merebut kembali kursi perdana menteri. Dukungan besar dikabarkan akan diberikan Langkawi mengingat semasa memimpin Malaysia, Mahathir berperan mengubah pulau tersebut menjadi destinasi wisata internasional.
Dalam menghadapi Najib, Mahathir bergabung dengan musuh bebuyutannya, mantan Wakil Perdana Menteri, Anwar Ibrahim, yang kini masih mendekam di penjara atas dakwaan sodomi. Keduanya membentuk koalisi Pakatan Harapan.
Jika Mahathir terpilih, kelak Anwar Ibrahim akan mengambilalih tampuk kepemimpinan setelah ia dibebaskan pada Juni.
Advertisement