Liputan6.com, Jakarta - Korea Utara dan Korea Selatan sepakat akan melaksanakan proses membangun kepercayaan antara satu sama lain atau Confidence Building Measures (CBMs), demi menghentikan seluruh konflik, mencapai cita-cita perdamaian dan stabilitas di Semenanjung Korea.
Paparan tentang rencana tersebut disampaikan oleh Wakil Pertama Menteri Luar Negeri Korea Selatan, Lim Sung-nam, kepada Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi dalam pertemuan di Kemlu RI, pada Rabu (2/5/2018).
Advertisement
Baca Juga
Salah satu rangkaian proses CBMs itu, jelas Lim Sung-nam, adalah agenda pertemuan military to military antara kedua negara, yang akan dilakukan pada pertengahan Mei 2018 ini, ujar Menlu Retno mengutip sang Wakil Menlu Korsel.
"Diharapkan sebelum akhir tahun ini, juga akan terjadi kesepakatan tertulis antara kedua negara untuk menghentikan secara total konflik yang terjadi di Semenanjung Korea," tambah Menlu Retno, menyampaikan hasil pembicaraan dengan Lim Sung-nam, saat bertemu dengan awak media.
Lim Sung-nam tak ikut serta menyampaikan keterangan pers usai pertemuannya dengan Retno Marsudi.
Sementara itu, tidak dijelaskan secara pasti bagaimana rencana pertemuan tersebut akan berlangsung, kecuali informasi bahwa militer kedua negara akan berdiskusi secara bertahap di sepanjang 2018 ini.
Ditambahkan oleh Menlu Retno, Korea Selatan dan Korea Utara juga telah memasang hotline, guna memudahkan kedua pemimpin negara untuk saling berhubungan kapan pun dengan cepat.
Adapun kunjungan diplomatik yang dilakukan oleh Lim Sung-nam ke wilayah ASEAN, menurut Menlu Retno, hanya ditujukan ke Singapura dan Indonesia, yakni pada tanggal 1 dan 2 Mei 2018.Â
Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk menyampaikan intisari hasil pertemuan KTT Korea Utara-Korea Selatan, sekaligus mengucapkan terima kasih secara langsung atas dukungan yang diberikan ASEAN terhadap perhelatan bersejarah itu.
Â
Simak video pilihan berikut:
Indonesia Siap Mengakomodasi Pertemuan Korut dan AS
Sementara itu, berbicara mengenai lokasi rencana pertemuan antara Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un, dan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump, Menlu Retno Marsudi sedikit menyinggung tentang kemungkinan Indonesia menjadi tuan rumah agenda bersejarah itu.
Menlu Retno mengutip pernyataan Presiden Joko Widodo, yang menyebut pemerintah Indonesia siap dan terbuka menjadi lokasi pertemuan yang digadang-gadang terjadi sebelum akhir Juni mendatang.
"Intinya Presiden siap. Tapi, harus dipahami secara utuh, kita siap jika diinginkan, bukan menawarkan. Seperti yang diberitakan media, pertemuan tersebut akan berlangsung 3 atau 4 minggu ke depan, tidak ada yang tahu. First Vice Foreign Minsiter Lim Sung-nam tidak bisa memastikan, karena Korea Selatan tidak terlibat dalam hal ini," ujar Menlu Retno menjelaskan.
Advertisement