Liputan6.com, Seoul - Korea Selatan menyatakan bahwa isu pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di wilayahnya tidak masuk dalam perjanjian perdamaian di masa depan dengan Korea Utara. Seoul menegaskan bahwa pasukan Amerika Serikat akan tetap ada, sekalipun perjanjian damai ditandatangani.
"Pasukan Amerika Serikat yang ditempatkan di Korea Selatan adalah soal aliansi antara Korea Selatan dan Amerika Serikat. Itu tidak ada hubungannya dengan penandatanganan perjanjian damai," terang Kim Eui-kyeom, juru bicara Istana Kepresidenan Korea Selatan seperti dikutip dari CNBC, Jumat (4/5/2018).
Pernyataan tersebut sebagai respons atas artikel yang ditulis oleh penasihat presiden Korea Selatan sekaligus akademisi Moon Chung-in, yang dipublikasikan pada awal pekan ini.
Advertisement
Moon Chung-in menuliskan akan sulit membenarkan kehadiran pasukan Amerika Serikat di Korea Selatan jika perjanjian damai kelak ditandatangani oleh kedua Korea.
Baca Juga
Terkait tulisan Moon Chung-in, Kim Eui-kyeom pun memintanya untuk tidak membuat kebingungan tentang sikap presiden.
Seorang pejabat Korea Selatan lainnya menjelaskan, Seoul tetap menginginkan keberadaan pasukan Amerika Serikat di wilayahnya untuk memainkan peran sebagai mediator dalam konfrontasi militer antara negara tetangga seperti China dan Jepang.
Â
Saksikan video pilihan berikut ini:
Tentara AS di Korea Selatan
Amerika Serikat saat ini memiliki sekitar 28.500 tentara yang ditempatkan di Korea Selatan. Dan Korea Utara telah lama meminta untuk meniadakan pasukan Negeri Paman Sam sebagai salah satu syarat menghentikan program nuklir dan rudalnya.
Dalam KTT Korea Utara-Korea Selatan yang mempertemukan Kim Jong-un dan Presiden Moon Jae-in pekan lalu, tidak disebutkan tentang penarikan pasukan Amerika Serikat. Meski demikian, kedua pemimpin sepakat untuk melakukan denuklirisasi penuh dari Semenanjung Korea.
Pasukan Amerika Serikat telah ditempatkan di Korea Selatan sejak Perang Korea, yang berakhir pada tahun 1953 melalui gencatan senjata, bukan kesepakatan damai. Hal tersebut menyebabkan, secara teknis, kedua Korea masih berperang.
Dalam pertemuan keduanya, Moon Jae-in dan Kim Jong-un mengatakan, mereka ingin mengakhiri konflik Korea, menjanjikan "tidak akan ada lagi" perang di Semenanjung Korea.
Advertisement