Liputan6.com, Pyongyang - Pada Jumat malam pukul 23.30 waktu setempat, Korea Utara memajukan jarum jamnya 30 menit, menjadi pukul 00.00, Sabtu, 5 Mei 2018.
Seperti dikutip dari Guardian, Sabtu (5/5/2018), kantor berita Korut, KCNA mengatakan, perubahan zona waktu tersebut menjadi "langkah praktis pertama" sejak pertemuan tingkat tinggi antara Pemimpin Korut Kim Jong-un dan Presiden Korsel Moon Jae-in di Demilitarized Zone (DMZ), Pamunjon.
"Itu adalah langkah praktis pertama untuk mempercepat proses unifikasi Utara dan Selatan dan meniadakan perbedaan serta hal yang memisahkan," demikian disampaikan KCNA.
Advertisement
Baca Juga
"Sungguh menyakitkan saat menyaksikan dua jam yang menunjukkan waktu Pyongyang dan Seoul, yang tergantung di dinding lokasi pertemuan tingkat tinggi." Meski saling berdekatan, zona waktu kedua negara berbeda.
Setelah pertemuan, Kantor Kepresidenan Korea Selatan, Blue House dalam akun Twitternya mengatakan, Kim Jong-un merasa sedih melihatnya.
김정은 위원장은 판문점 평화의 집 대기실에 걸려 있는 바로 이 두 개의 시계를 보고 매우 가슴이 아팠다고 합니다. 문재인 대통령 부부와 환담을 나누던 김 위원장은 오늘 이렇게 좋은 합의를 만들었으니, 이번 계기에 북과 남의 시간부터 먼저 통일하자고 했답니다. pic.twitter.com/aQpRpAIzpc
— 대한민국 청와대 (@TheBlueHouseKR) April 29, 2018
Pemimpin Korea Utara, Kim Jong-un pun berjanji untuk menyinkronkan zona waktu negaranya dengan Korea Selatan dalam pertemuan tingkat tinggi dengan Presiden Korsel Moon Jae-in.
KCNA mengabarkan, janji tersebut telah ditepati, dengan keputusan presidium negara dari majelis rakyat tertinggi.
Sebelumnya, selama beberapa dekade, dua Korea menggunakan zona waktu yang sama. Namun, pada 2015, Korea Utara menciptakan "Waktu Pyongyang" (Pyongyang Time), dengan memundurkan jarum jam 30 menit di belakang Seoul dan Jepang.
Pihak Pyongyang beralasan, keputusannya itu dalam rangka membasmi warisan zaman penjajahan Jepang atas Korea pada 1910-1945. Kala itu, waktu di seantero Semenanjung disesuaikan dengan yang berlaku di Tokyo.
Waktu Pyongyang diciptakan di tengah ketegangan yang memuncak antara Korea Utara dan Amerika Serikat, yang dipicu program senjata nuklir Pyongyang dan sanksi internasional yang bertujuan untuk menghentikan ambisi Kim Jong-un.
Namun, dalam beberapa bulan terakhir hubungan dua Korea menghangat secara dramatis. Kim Jong-un dan Moon Jae-in berjanji untuk membersihkan Semenanjung Korea dari senjata nuklir.
Menurut pihak Korsel, Kim Jong-un bersedia menyerahkan senjata nuklirnya jika AS berkomitmen untuk mengakhiri perang secara resmi dan berjanji untuk tidak menyerang Korea Utara.
Saksikan video menarik berikut ini:
Pertemuan Donald Trump dan Kim Jong-un
Sementara itu, pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin Korut Kim Jong-un diagendakan akan berlangsung pada Mei atau awal Juni.
Namun, waktu dan lokasi di mana pertemuan dilangsungkan belum jelas.
Sebelumnya, Trump menunjukkan preferensi agar pertemuan tersebut digelar di zona demoliterisasi atau DMZ yang memisahkan dua Korea. Meski demikian, Singapura juga masuk dalam daftar opsi.
"Kami sudah menentukan waktu dan lokasi, yang akan diumumkan dalam waktu dekat," kata Donald Trump di Gedung Putih pada Jumat 4 Mei 2018, seperti dikutip dari BBC.
Ia menambahkan, dirinya mengharapkan hal yang baik dalam pertemuan tersebut.
Trump akan menjamu Presiden Korea Selatan Moon Jae-un di Gedung Putih pada 22 Mei 2018 untuk membahas pertemuan tersebut.
Advertisement