Liputan6.com, Tripoli: Pasukan khusus Inggris dari Resimen ke 22 SAS (Spesial Air Service) diterjunkan untuk ikut membantu pasukan pemberontak (NTC) memburu pemimpin Libia Muammar Khadafi. Perintah perburuan itu langsung diberikan oleh Perdana menteri David Cameron.
Untuk pertamakalinya, sumber dari departemen pertahanan Inggris mengkonfirmasi keberadaan pasukan Resimen ke 22 SAS di Libia selama beberapa minggu, untuk membantu pasukan pemberontak melawan Khadafi.
Pasukan SAS itu telah didandani dengan pakaian tradisonal masyarakat Libia, dan menggunakan senjata yang sama dengan senjata yang dipakai para pemberontak.
Perburuan Khadafi makin digencarkan, setelah dua orang pengusaha Benghazi menjanjikan hadiah 1 juta poundsterling, atau sekitar Rp13 miliar rupiah kepada siapa saja yang bisa menangkap Khadafi hidup atau mati.
Sampai saat ini belum diketahui pasti dimana Khadafi berada. Pemimpin yang telah berkuasa selama 42 tahun ini menghilang setelah markasnya di Bab al-Azizia dikuasai pasukan pemberontak.
Dewan Transisi Nasional (NTC-National Transitional Council) berjanji akan memberikan amnesti kepada setiap anggota keluarga, kerabat dan semua orang di lingkaran dalam Khadafi, yang mau memberikan informasi dimana Khadafi berada.
Sampai saat ini perburuan masih berlangsung. Pasukan pemberontak NTC juga masih terlibat baku tembak di dalam terowongan yang berada di bawah markas Bab al-Azizia, yang diduga digunakan Khadafi untuk kabur.
NATO juga telah memerintah setiap pesawat pengintai, termasuk pesawat pengintai milik Inggris untuk fokus melacak keberadaan Khadafi. (CNN/mla)
Untuk pertamakalinya, sumber dari departemen pertahanan Inggris mengkonfirmasi keberadaan pasukan Resimen ke 22 SAS di Libia selama beberapa minggu, untuk membantu pasukan pemberontak melawan Khadafi.
Pasukan SAS itu telah didandani dengan pakaian tradisonal masyarakat Libia, dan menggunakan senjata yang sama dengan senjata yang dipakai para pemberontak.
Perburuan Khadafi makin digencarkan, setelah dua orang pengusaha Benghazi menjanjikan hadiah 1 juta poundsterling, atau sekitar Rp13 miliar rupiah kepada siapa saja yang bisa menangkap Khadafi hidup atau mati.
Sampai saat ini belum diketahui pasti dimana Khadafi berada. Pemimpin yang telah berkuasa selama 42 tahun ini menghilang setelah markasnya di Bab al-Azizia dikuasai pasukan pemberontak.
Dewan Transisi Nasional (NTC-National Transitional Council) berjanji akan memberikan amnesti kepada setiap anggota keluarga, kerabat dan semua orang di lingkaran dalam Khadafi, yang mau memberikan informasi dimana Khadafi berada.
Sampai saat ini perburuan masih berlangsung. Pasukan pemberontak NTC juga masih terlibat baku tembak di dalam terowongan yang berada di bawah markas Bab al-Azizia, yang diduga digunakan Khadafi untuk kabur.
NATO juga telah memerintah setiap pesawat pengintai, termasuk pesawat pengintai milik Inggris untuk fokus melacak keberadaan Khadafi. (CNN/mla)