Liputan6.com, Washington DC - Gina Haspel, calon direktur Badan Intelijen Amerika Serikat atau CIA, diperkirakan akan mundur dari nominasi, menurut laporan surat kabar politik ternama AS The Washington Post, Selasa (8/5/2018).
The Post mendasari laporan itu dari keterangan empat narasumber pejabat tinggi AS yang anonim. Mereka menjelaskan, Haspel bersedia mundur dari nominasi, jika hal itu mampu menghindari terungkapnya sejumlah rahasia yang dapat merusak reputasi CIA dan dirinya sendiri.
Advertisement
Baca Juga
Surat kabar itu juga menjelaskan, rencana Haspel untuk mundur dari nominasi juga ditujukan untuk meredam berbagai tudingan berbagai pihak seputar dirinya.Â
Perempuan yang telah mengabdi selama lebih dari 30 tahun --termasuk berdinas sebagai agen rahasia-- untuk CIA itu diduga terlibat menjalankan program penyiksaan yang diterapkan oleh badan intelijen tersebut.
Dugaan itu telah beredar sejak lama, namun kembali memanas sejak Presiden Donald Trump menominasikan Haspel sebagai calon direktur CIA pada Maret 2018 lalu.
Di sisi lain, The Post juga menulis bahwa Gedung Putih pun khawatir dengan tudingan yang mencoreng rekam jejak karier Haspel itu -- yang dinodai oleh tuduhan seputar penyiksaan terhadap narapidana teroris pada beberapa tahun lalu.
Saat dimintai konfirmasi oleh The Post, Juru Bicara Gedung Putih, Sarah Sanders, menolak berkomentar seputar kabar rencana mundurnya Haspel dari nominasi pencalonan.
"Yang saya tahu, Haspel adalah seorang patriot," kata Sanders.
Sementara itu, sampai berita ini turun, belum jelas apakah Haspel akan mundur dari nominasi. Di sisi lain, perempuan yang saat ini menjabat sebagai deputi direktur CIA itu dijadwalkan akan menghadap ke Komite Intelijen Senat AS pada Rabu, 9 Mei 2018 -- yang akan membicarakan seputar pencalonannya sebagai orang nomor satu badan intelijen primer AS tersebut.
Â
Saksikan juga video pilihan berikut ini:
Kontroversi Seputar Gina Haspel
Isu negatif membayangi Gina Haspel, perempuan yang dicalonkan duduk di posisi direktur badan intelijen Amerika Serikat atau CIA.
Haspel digadang-gadang akan menjadi pengganti Mike Pompeo, yang beberapa waktu lalu dilantik menjadi menteri luar negeri.
Penunjukan Gina Haspel sebagai direktur CIA yang baru dinilai kontroversial.
Haspel diduga terlibat dalam proses interogasi rahasia plus penyiksaan terhadap Abu Zubaydah dan Abd al Rahim al-Nashiri di black site atau fasilitas intelijen rahasia CIA di Thailand.
Abu Zubaydah dan al-Nashiri "Disiksa sedemikian brutal, sampai di satu titik, ia sempat dikira tewas usai disiksa," The New Yorker melaporkan.
The New Yorker juga menulis, "CIA melakukan penyiksaan waterboarding terhadap Zubaydah sebanyak 83 kali dan berkali-kali membenturkannya ke tembok."
Dan Gina Haspel diduga mendalangi bahkan mengawasi proses penyiksaan tersebut.
Proses interogasi dan penyiksaan itu direkam dalam 92 kaset rekaman dan kemudian dirahasiakan oleh CIA dari publik.
Pada tahun 2005, Gina Haspel juga menjadi salah satu dari beberapa figur di CIA yang memerintahkan pemusnahan kaset rekaman itu.
Pemusnahan kaset rekaman itu sempat mencuat dan diselidiki oleh Kementerian Hukum dan Kehakiman Amerika Serikat, atas mandat Presiden Barack Obama yang berkeinginan menutup dan mengusut program penyiksaan serta black site CIA sepanjang 'US War on Terror'.
Namun, pihak kementerian tidak memroses lebih lanjut mengenai penyelidikan tersebut.
Dukungan Donald Trump
Meski demikian, Donald Trump jelas memiliki kepercayaan pada Haspel -- perempuan pertama yang ditunjuk menjadi direktur dalam sejarah CIA.
Dalam sebuah pernyataan resmi kepada The Washington Post, Maret 2018, Donald Trump memuji dua calon pejabatnya yang baru, Mike Pompeo sebagai calon menlu AS dan Gina Haspel sebagai calon direktur CIA.
"Gina Haspel ... akan menjadi direktur perempuan pertama bagi CIA, sebuah torehan bersejarah. Mike dan Gina telah bekerja bersama selama lebih dari setahun dan saling menghormati satu sama lain."
Haspel pun balas memuji, "Saya berterima kasih kepada Presiden Trump atas kesempatan tersebut, dan dengan rendah hati merasa percaya diri".
Advertisement