Liputan6.com, Damaskus: Acara yang dipandu salah satu penyiar televisi kenamaan di dunia Arab dibatalkan setelah ia menyampaikan dukungan kepada Presiden Suriah Bashar al-Assad. Stasisun televisi di Dubai, MBC, mengatakan acara yang dibawakan oleh George Kurdahi tersebut harus dihentikan untuk menghormati perasaan rakyat Suriah. Acara ini sedianya akan ditayangkan pekan depan.
Dalam sambutan beberapa waktu lalu di Damaskus, Kurdahi menyebut protes anti-pemerintah di Suriah hasil konspirasi asing. Para pegiat Suriah melakukan kampanye di internet mendesak MBC memecat Kurdahi, yang dikenal sebagi pembawa acara kuis Who Wants to be A Millionare. Kurdahi kemudian mencabut pernyataan tersebut dengan mengatakan apa yang ia sampaikan dimuat di luar konteks.
Perlawanan melawan pemerintah di Suriah telah berlangsung selama lima bulan dan para wartawan mengatakan dunia Arab dan kalangan intelektual tidak satu suara menyikapi perlawanan tersebut. Bulan ini Raja Abdullah dari Saudi memanggil pulang duta besar Saudi di Suriah dan mengecam keras tindakan Presiden Assad menumpas para pengunjuk rasa anti-pemerintah.
Sementara kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan lebih dari 2.000 warga sipil tewas dalam operasi pemerintah menghentikan gelombang unjuk rasa.(BBC/ADO)
Dalam sambutan beberapa waktu lalu di Damaskus, Kurdahi menyebut protes anti-pemerintah di Suriah hasil konspirasi asing. Para pegiat Suriah melakukan kampanye di internet mendesak MBC memecat Kurdahi, yang dikenal sebagi pembawa acara kuis Who Wants to be A Millionare. Kurdahi kemudian mencabut pernyataan tersebut dengan mengatakan apa yang ia sampaikan dimuat di luar konteks.
Perlawanan melawan pemerintah di Suriah telah berlangsung selama lima bulan dan para wartawan mengatakan dunia Arab dan kalangan intelektual tidak satu suara menyikapi perlawanan tersebut. Bulan ini Raja Abdullah dari Saudi memanggil pulang duta besar Saudi di Suriah dan mengecam keras tindakan Presiden Assad menumpas para pengunjuk rasa anti-pemerintah.
Sementara kelompok-kelompok hak asasi manusia mengatakan lebih dari 2.000 warga sipil tewas dalam operasi pemerintah menghentikan gelombang unjuk rasa.(BBC/ADO)