Sukses

Makanan Cepat Saji Berisiko Menurunkan Tingkat Kesuburan Wanita, Ini Alasannya

Kebiasaan mengonsumsi makanan cepat saji juga berisiko membuat usia kehamilan lebih panjang dari seharusnya.

Liputan6.com, Jakarta - Bahaya makanan cepat saji bukanlah omong kosong, apalagi mitos. Salah satu penelitian terbaru berhasil membuktikan bahwa konsep sajian yang identik dengan pengolahan cepat ini, berpengaruh buruk bagi kesuburan wanita.

Sebuah survei terhadap 5.598 orang wanita menemukan, mereka yang mengonsumsi makanan cepat saji empat kali atau lebih dalam seminggu, membutuhkan waktu hampir satu bulan lebih lama untuk hamil daripada mereka yang tidak pernah atau jarang memakannya.

Dikutip dari BBC pada Senin (7/5/2018), penelitian yang dimuat di jurnal Human Reproduction itu, juga menemukan fakta bahwa wanita yang rutin mengonsumsi makanan cepat saji, berisiko hamil lebih lama hingga mencapai waktu satu tahun penuh.

Para ahli mengatakan bahwa risiko di atas dapat dicegah dengan melakukan diet seimbang, guna memicu kesuburan yang efektif.

Namun, ada beberapa keterbatasan dalam penelitian ini, termasuk pada sesi yang meminta responden wanita mengingat kembali apa yang telah mereka makan sebelum kehamilan.

Wanita di Australia, Selandia Baru, Inggris dan Irlandia ditanyai tentang apa yang mereka makan di bulan sebelum mereka hamil anak pertama mereka.

Bidan mengunjungi para wanita ketika mereka memasuki usia kehamilan 14-16 minggu, dan bertanya seberapa sering mereka makan buah, sayuran dan ikan laut, serta makanan cepat saji, seperti burger, pizza, ayam goreng dan kentang goreng.

Para peneliti menyimpulkan wanita yang makan buah kurang dari satu hingga tiga kali sebulan, rata-rata membutuhkan waktu setengah bulan lebih lama untuk hamil daripada mereka yang sudah memakannya tiga kali atau lebih dalam sehari.

Mereka juga menghitung bahwa wanita dengan asupan buah terendah, memiliki risiko 12 persen tidak dapat hamil dalam waktu satu tahun.

Hal itu kian terlihat mengkhawatirkan pada mereka yang menyertakan konsumsi makanan cepat saji secara reguler, karena memiliki 16 persen risiko gangguan kesuburan lebih tinggi dari total keseluruhan responden.  

 

Simak video pilihan berikut: 

 

 

2 dari 2 halaman

Terbatasnya Asupan Makanan yang Diteliti

Sementara itu, menurut Prof Claire Roberts, dari University of Adelaide, Australia, yang memimpin penelitian, mengatakan: "Temuan ini menunjukkan bahwa makan makanan berkualitas baik, yang mencakup buah, dan meminimalkan konsumsi makanan cepat saji, berpotensi meningkatkan kesuburan dan mengurangi waktu tunda yang diperlukan untuk hamil."

Namun, ketika para peneliti menemukan hubungan antara konsumsi buah dan makanan cepat saji – serta waktu yang dibutuhkan untuk hamil, mungkin secara mengejutkan penelitian ini tidak menemukan kaitan dengan kebiasaan menyantap sayuran berdaun hijau dan ikan.

Meskipun penelitian terkait dilakukan dalam skala besar, namun hal itu hanya memasukkan sejumlah makanan yang terbatas.

"Informasi tentang pola makan ayah tidak dikumpulkan, dan ada kemungkinan bahwa faktor lain yang tidak diketahui mungkin telah mempengaruhi hasil," kata peneliti.

Namun, para ahli mengatakan bukti bahwa pola makan wanita sebelum kehamilan, berdampak pada peluang mereka untuk meraih kesuburan maksimal.

Dr Gino Pecoraro, Dosen senior di Universitas Queensland, yang tidak terlibat dalam penelitian, mengatakan: "Umumnya, penelitian ini mendukung apa yang sebagian besar profesional kesehatan akan secara intuitif percaya, bahwa pola makan yang baik mampu mendukung sebuah pasangan mencapai cita-cita kehamilan."